praktik pengelolaan filantropi kita dapat diadopsi secara global
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) RI memaparkan upaya negara dalam mengelola filantropi berbasis zakat dan wakaf pada gelaran G20 Interfaith Forum (IF20) yang digelar di Brasil beberapa waktu belakangan.

Dalam forum tersebut, Kemenag juga memaparkan berbagai praktik baik tata kelola zakat dan wakaf yang berhasil diterapkan di Indonesia, serta dampaknya terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam penanggulangan kemiskinan dan kelaparan.

"Ketika di IF20, kami masuk di salah satu workstream terkait no poverty dan no hungry. Saya menyampaikan bagaimana dampak dari program berbasis zakat dan wakaf di Indonesia," kata Kasubdit Edukasi, Inovasi, dan Kerja Sama Zakat dan Wakaf Kemenag RI, Muhibuddin melalui keterangan di Jakarta, Jumat.

Salah satunya, kata Muhibuddin, yakni melalui Program Kampung Zakat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan dana zakat secara optimal.

"Program ini tidak hanya memberi bantuan material, tetapi juga pelatihan keterampilan dan pengembangan ekonomi lokal, sehingga masyarakat dapat mandiri secara ekonomi," jelasnya.

Baca juga: Baznas luncurkan program "microfinance" tingkatkan ekonomi umat
Baca juga: Baznas fasilitasi kerabat pasien rujukan di Sumbar lewat rumah singgah


Selain itu, ungkap Muhibuddin, Kemenag juga memperkenalkan program Kota Wakaf dan Kantor Urusan Agama (KUA) Pemberdayaan Ekonomi Umat.

Program tersebut, lanjutnya, berfokus pada pemanfaatan dana wakaf secara produktif, termasuk pengelolaan wakaf hutan dan program lainnya yang mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam forum tersebut, delegasi Kemenag juga mengunjungi Kedutaan Besar Indonesia di Brasil dan berbagi pengalaman tentang tata kelola zakat dan wakaf di Indonesia, serta potensi program filantropi yang sesuai dengan SDGs.

"Mereka sangat tertarik dan senang dengan wawasan baru yang kami bagikan. Ini membuktikan bahwa praktik pengelolaan filantropi kita dapat diadopsi secara global," ujarnya.

Muhibuddin menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global seperti kemiskinan dan kelaparan.

Dengan berbagi pengalaman dan praktik baik, Indonesia diharapkan dapat memberi kontribusi signifikan terhadap upaya global mencapai SDGs.

Baca juga: Baznas RI perkuat kelembagaan lewat modernisasi tata kelola zakat
Baca juga: Baznas berdayakan peternak mustahik di Wonosobo
Baca juga: Dukung ekosistem zakat, Baznas berikan rekomendasi izin tiga LAZ baru

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024