Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) menyiapkan varietas sayuran unggul guna mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Kepala Balitsa, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Liferdi Lukman di Bandung, Rabu, mengatakan hasil penelitian dari negara-negara maju menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat menurunkan produksi dan kualitas hasil secara signifikan.
Intensitas hujan tinggi merupakan salah satu gejala perubahan iklim, yang mana pada bulan Desember 2013 dan Januari 2014 curah hujan cukup tinggi hingga 633 mm/hari.
"Curah hujan yang cukup tinggi tersebut berpengaruh terhadap penurunan produksi di sentra-sentra produksi hingga 30 persen," ungkapnya pada Temu Bakohumas.
Penurunan produksi tersebut, lanjutnya, dikhawatirkan membuka peluang impor terutama komoditas sayuran.
Dia mencontohkan pada 2012 impor sejumlah komoditas sayuran seperti bawang merah 123.315 ton, bawang putih 471.105 ton, kentang 122.508 ton, cabai 27.896 dan tomat 13.090 ton.
Oleh sebab itu, tambahnya, inovasi teknologi harus dikembangkan guna mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perubahan iklim
Liferdi menyatakan, teknologi inovatif sayuran untuk antisipasi perubahan iklim sudah siap dikembangkan.
Dia mencontohkan pada lahan kering menggunakan varietas unggul benih bawang merah yaitu Sembrani potensi hasil 9 - 24,4 ton/ha, Maja potensi hasil 12 ton/ha, Tisula potensi hasil 6,50 - 23,21 ton/ha dan tahan simpan 5 bulan.
Selain itu, varietas unggul benih cabai antara lain Kencana potensi hasil lebih dari 18,4 ton/ha, serta mampu beradaptasi baik di dataran medium dan tahan genangan.
Kemudian benih kentang yaitu Repita yang memiliki keunggulan potensi hasil 30 ton/ha serta Toleran terhadap penyakit busuk daun.
Menurut Liferdi, selain menggunakan varietas benih unggul, maka penerapan teknologi budi daya merupakan suatu keharusan untuk menyikapi perubahan iklim.
Dia mencontohkan teknologi yang bisa dimanfaatkan petani seperti mulsa plastik perak dan sistem penanaman dengan bedangan (20-30) cm di musim hujan, jaring atau "shadding net", rumah plastik, penggunaan perangkap.
Pewarta: Subagyo
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014