Dia pikir memangnya saya mau menyekolahkan anak saya di situ lagi

Jakarta (ANTARA News) - Ibu korban kekerasan seksual yang dilakukan petugas kebersihan di sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan mengatakan tetap akan mengirimkan anaknya ke sekolah agar tetap dapat berinteraksi dengan anak-anak lainnya.

"Homeschooling (memberikan pendidikan akademis di rumah) saya rasa bukanlah ide bagus. Saya ingin anak saya tetap bisa berinteraksi dan berkomunitas. Itu tidak bisa didapat kalau homeschooling," kata Ibu yang berinisial TPW saat ditemui di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu.

TPW belum bisa memastikan anaknya akan disekolahkan di mana namun memastikan tidak mau anaknya kembali bersekolah di sekolah yang lama.

Kekhawatiran juga membuat TPW membatalkan pendafaran anak keduanya di sekolah yang sama.

TPW juga menyayangkan sikap sekolah yang dia nilai telah membuatnya tersinggung dengan mempertanyakan langkahnya melaporkan kasus tersebut ke polisi dan membuka ke media massa.

"Saya sempat ditanya apa tidak kasihan dengan anak saya kalau nanti masuk sekolah akan diejek sebab semua siswa sudah tahu karena wajah saya muncul di media. Dia pikir memangnya saya mau menyekolahkan anak saya di situ lagi. Memangnya tidak ada sekolah lain di Jakarta?" katanya.

Saat ini, TPW sedang fokus untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis anaknya.

Dia akan menggunakan jasa dokter untuk memulihkan kesehatan fisik anaknya, dan psikiater serta psikolog untuk kondisi psikisnya.

"Saat ini saya masih berupaya memulihkan kondisi fisiknya dibantu dokter. Untuk memulihkan kondisi psikis tentu kondisi fisiknya harus dipulihkan dulu," tuturnya.

Polda Metro Jaya telah menetapkan dua orang tersangka yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah tersebut.

Kedua tersangka dikenakan Pasal 292 KUHP dan Pasal 82 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Rikwanto menuturkan penyidik masih mengembangkan penyelidikan karena diduga masih terdapat pelaku lainnya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014