ketegangan yang meningkat dalam konflik itu menyebabkan negara itu berada diambang perang saudara.
Izyum, Ukraina (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin, memperingatkan bahwa Ukraina diambang perang saudara, setelah pemerintah Kiev mengirim pasukannya untuk menyerang para separatis pro-Rusia di daerah timur negara itu.
"Presiden Rusia itu menegaskan bahwa ketegangan yang meningkat dalam konflik itu menyebabkan negara itu berada diambang perang saudara," kata Kremlin dalam satu pernyataan mengenai pembicaraan telepon antara Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel, Rabu.
Tetapi kedua pemimpin itu "menekankan tentang pentingnya" perundingan empat pihak yang direncanakan mengenai Ukraina antara para diplomat penting Rusia, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Ukraina Kamis.
Ukraina mengerahkan puluhan tank ke kota Slavyansk, di sebelah timur Ukraina yang bergolak, untuk menumpas kelompok separatis pro-Moskow. Kota industri berpenduduk 100.000 jiwa itu secara efektif berada dalam kekuasaan para separatis bersenjata sejak Sabtu.
Pengiriman 20 tank dan kendaraan lapis baja pengangkut personil ke Slavyansk itu adalah tanggapan paling keras pemerintah Kiev dukungan Barat itu terhadap kelompok garis keras pro-Kremlin yang telah menduduki 10 kota di daerah Ukraina itu.
"Mereka harus diperingatkan bahwa jika mereka tidak meletakkan senjata-senjata mereka, mereka akan dihancurkan," kata Kepala Badan Keamanan Ukraina (SBU) Jenderal Vasyl Krutov kepada satu kelompok wartawan.
Ia menegaskan para anggota kelompok garis keras menerima dukungan ratusan tentara dari Direktorat Intelijen Utama (GRU) yang dikirim ke Slavyansk dan desa-desa sekitarnya.
Pasukan Ukraina juga dikirim dengan helikopter ke satu lapangan udara di Kramatorsk selatan Slavyansk yang kementerian dalam negeri katakan telah "dibebaskan" tanpa korban.
Tetapi pegiat pro-Rusia Oleg Issanka mengemukakan kepada AFP bahwa pasukan telah melepaskan tembakan yang mencederai dua orang.
Pernyataan Kremlin itu menyebut tindakan-tindakan pasukan Ukraina di Ukraina timur itu sebagai "cara yang anti-konstitusional menggunakan kekuatan militer terhadap aksi-aksi protes yang damai".
Tangapan Kiev terhadap pemberontakan di daerah timur itu memicu Putin mengemukakan kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon bahwa Moskow "mengharapkan pengereman keras dari PBB dan masyarakat internasional atas tindakan-tindakan anti-konstitusional " oleh Ukraina itu.
Ban membalas dengan menyatakan ia sangat gusar atas situasi yang sangat tegang di Ukraina timur" dan mengemukakan kepada pemimpin Rusia itu siapapun yang terlibat perlu "berusaha meredakan situasi", kata kantornya.
Tetapi Gedung Putih menyebut operasi militer Ukraina itu sebagai satu tanggapan terhadap satu pemberontakan yang menyebabkan pemerintah berada dalam situasi "yang tidak dapat dipertahankan".
Ancaman perang besar-besaran meluas ke perbatasan timur Uni Eropa ang menyebabkan pasar bursa di seluruh Eropa anjlok, Selasa.
(H-RN)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014