Jakarta (ANTARA News) - Pusat Informasi dan Pemasaran (Pinsar) Unggas Nasional memperkirakan permintaan daging ayam maupun telur untuk mencukupi kebutuhan selama puasa dan hari besar keagamaan 2006 yakni Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru 2007 tetap tinggi meskipun isu flu burung masih merebak. Ketua Pinsar Unggas, Hartono di Jakarta, Sabtu menyatakan, bagi masyarakat konsumen harga daging sapi saat ini yang mencapai Rp45.000/kg dinilai masih terlalu mahal sementara harga daging ayam hanya sekitar Rp18.000 per kg atau 36 persen dari harga daging sapi. "Sementara itu pasokan ikan laut belakangan ini juga menurun karena semenjak kenaikan harga BBM pada Oktober 2005 praktis banyak nelayan yang tidak melaut, sehingga harga ikan pun ikut naik," katanya. Hartono menyatakan, dalam tiga bulan terakhir banyak ayam kampung yang mati karena flu burung selain itu juga akibat tindakan pemusnahan yang dilakukan pemerintah sehingga masyarakat beralih ke ayam ras atau "broiler". Dia mengatakan, pada tahun lalu permintaan daging ayam memang mengalami penurunan bahkan minus karena terkait kenaikan harga BBM. Namun untuk tahun ini selama bulan puasa hingga hari lebaran dan tahun baru mendatang permintaan daging ayam akan cukup besar yang diperkirakan naik 18 persen dibanding saat normal. Untuk mencukupi permintaan masyarakat terhadap daging ayam selama hari besar keagamaan, tambahnya, peternak yang tergabung dalam Pinsar Unggas Nasional siap menyediakan pasokan daging sebanyak 100 ribu ton per minggu sedangkan untuk telur sekitar 81 ribu ton per minggu. Pada kesempatan itu Hartono mengakui, saat ini produksi daging ayam maupun telur dari peternak baru mencapai 50 persen dari kemampuan pasokan Pinsar unggas karena terkendala pasokan bibit ayam ("day old chicken"/DOC). Hal itu menurut dia karena para pengusaha pembibitan ayam yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) masuk pula dalam usaha pembesaran ayam sehingga DOC yang mereka produksi dimanfaatkan sendiri sementara selebihnya baru dijual ke peternak ayam. "Kondisi tersebut tentu saja mempengaruhi harga DOC menjadi tinggi sehingga harga daging ayam juga ikut naik," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006