Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajukan usulan tambahan anggaran pada 2025 guna mengoptimalkan implementasi program-program prioritas.
Baca juga: Nadiem: Pagu anggaran 2025 fokus penuhi kebutuhan-kesejahteraan guru
“Pagu Anggaran Kemendikbudristek TA 2025 itu lebih rendah Rp14,51 triliun dibandingkan Pagu Anggaran TA 2024. Nah ini menyebabkan ketidakoptimalan dalam program-program wajib dan prioritas kami, termasuk bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) dan lain-lain,” kata Nadiem dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbudristek RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis.
Program lain yang juga berdampak, lanjutnya, adalah program peningkatan kualitas guru, agenda seni budaya, pendampingan kualitas pendidikan, revitalisasi PTN, dan Program SMK Pusat Keunggulan.
Karena itu, pihaknya mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp26,4 triliun yang akan dialokasikan untuk 6 klaster program prioritas. Pertama, tambahan anggaran sebesar Rp3,8 triliun diusulkan untuk program PAUD dan Wajib Belajar 12 Tahun.
Baca juga: Nadiem: Anggaran Kemendikbudristek RI terealisasi 72,41 persen
Baca juga: Kemendikbudristek instruksikan PTN akselerasi program dan anggaran
Selain itu, program Pemajuan dan Pelestarian Bahasa dan Kebudayaan juga diusulkan untuk mendapat tambahan anggaran sebesar Rp1,4 triliun. Kemudian, Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, pihaknya juga mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp2,2 triliun.
Adapun program terakhir yang diusulkan oleh Mendikbudristek untuk mendapat tambahan anggaran adalah Program Dukungan Manajemen sebesar Rp1,4 triliun.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024