Direktur RSJD Abepura, dr Samo Adi kepada Antara di Jayapura, Selasa mengatakan pihaknya terpaksa menyulap Apotik yang berukuran 3 x7 meter dirumah sakit tersebut untuk ruang rawat inap.
Ini dikarenakan melonjaknya para pasien caleg yang gagal dalam pemilihan tahun ini.
Menurut dia, setiap hari para caleg ini mulai berdatangan ke rumah itu untuk konsultasi."Rata-rata caleg yang berobat jalan ada sekitar 20 orang setiap harinya. Caleg yang berobat adalah stress berat dan belum dinyatakan gangguan jiwanya," katanya.
Dia mengatakan, caleg yang datang berobat membutuhkan pemulihan dan pengobatan dengan jangka waktu yang lama. Para caleg ini juga patut
di kasihani, sebab rata-rata para caleg yang berobat dalam keadaan terpuruk.
"Mereka kasihan sekali, mentalnya jatuh dan tambah stress.Pengalaman pengobatan, kebanyakan para caleg susah disembuhkan, namun mereka bukan gangguan jiwan," tuturnya.
Fasilitas tempat tidur yang tersedia di rumah sakit itu, kata dia, hanya sekitar 50-60 bangsal sementara pasien rawat inap sebanyak 90 lebih. Pasien rawat inap meningkat tajam.
"Kami juga kekurangan tenaga medis dan psikiater. Perlu penambahan tenaga," ujarnya guna kelancaran pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut," tuturnya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah melaporkan segala kekurangan yang di alami ke Gubernur Papua, Lukas Enembe dan ke Kementrian Kesehatan, namun sampai saat ini belum di tanggapi. "Setiap tahun memang ada penambahan tempat tidur, tapi pasien terus meningkat," ujarnya.
Dia menambahkan, memang sudah ada bantuan berupa fasilitas namun belum cukup. Pemerintah Papua dan Pusat diminta menambah fasilitas yang di butuhkan karena hanya satu-satunya rumah sakit yang menangani pasien sakit jiwa di pelosok Papua. (*)
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014