Canberra (ANTARA) - Tingkat inflasi tahunan Australia melambat menjadi 3,5 persen dalam setahun hingga Juli, tunjuk data resmi.

Menurut data yang dipublikasikan oleh Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS) pada Rabu (28/8), indeks harga konsumen (IHK), indikator utama inflasi di Australia, naik sebesar 3,5 persen dalam 12 bulan hingga Juli, turun dari 3,8 persen dalam setahun hingga Juni.

Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengatakan angka-angka tersebut menggembirakan.

"Apa yang ditunjukkan oleh angka-angka tersebut hari ini adalah bahwa kita membuat kemajuan yang baik dan menggembirakan dalam memerangi inflasi," katanya kepada wartawan.

"Kami ingin inflasi turun lebih jauh lagi dan lebih cepat lagi, dan kami memperkirakan hal itu akan terjadi."

Australian Associated Press (AAP) melaporkan bahwa para ekonom telah memperkirakan tingkat inflasi tahunan akan turun menjadi 3,3 persen pada Juli

ABS mengidentifikasi kenaikan harga perumahan sebesar 4,0 persen pada Juli 2023 hingga Juli 2024 serta kenaikan harga makanan dan minuman nonalkohol (3,8 persen), alkohol dan tembakau (7,2 persen), dan transportasi (3,4 persen) sebagai pendorong inflasi terbesar.

Harga buah-buahan dan sayuran naik sebesar 7,5 persen dalam setahun hingga Juli dibandingkan dengan 3,6 persen dalam 12 bulan hingga Juni. ABS mengatakan itu adalah kenaikan tahunan terbesar untuk harga buah-buahan dan sayuran sejak Desember 2022, mengaitkan lonjakan tersebut dengan kenaikan harga stroberi, anggur, brokoli, dan mentimun.

Harga listrik turun 5,1 persen dalam setahun hingga Juli dibandingkan dengan kenaikan 7,5 persen dalam 12 bulan hingga Juni seiring potongan harga pemerintah federal dan negara bagian yang baru mulai berlaku.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024