Surabaya (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dan Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia dan Timur Leste, H.E Sandeep Chakravorthy saat melakukan pertemuan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis untuk membahas potensi kerja sama di berbagai bidang.
 
"Kedatangan Dubes India hari ini didasari oleh kedekatan dan kesamaan historis antara kedua belah pihak," ujar Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono.
 
Menurutnya, kedekatan ini didasari oleh beberapa kesamaan dalam hal agama, peninggalan kebudayaan dan kuliner. Selain itu, Jatim memiliki populasi pemeluk agama Hindu yang cukup tinggi, sedangkan India mayoritas penduduknya beragama Hindu yaitu mencapai sekitar 80 persen penduduknya.
 
Oleh karena itu, kesamaan dalam keyakinan agama ini sedikit banyak mempengaruhi kehidupan bermasyarakat, kuliner dan arsitektur. Seperti halnya, ada banyak candi peninggalan Kerajaan Majapahit menjadi bukti agama Hindu pernah menjadi agama yang besar di Jatim.
 
"Kesamaan arsitektur dan pahatan candi yang mirip juga menunjukkan bahwa kedua daerah memiliki pengaruh budaya yang sama," ucap Adhy.
 
Dengan kesamaan inilah, Pj Gubernur menjelaskan potensi pariwisata Jatim seperti candi-candi di Singosari dan Trowulan beserta wisata Ijen, Madakaripura, Bromo, Malang dan Batu agar bisa menarik wisatawan dari India.
 
Kesempatan ini selaras dengan kunjungan wisatawan mancanegara ke Jatim yang terus meningkat. Bahkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Januari- Mei 2024 sebesar 124.030 kunjungan, meningkat 62.670 kunjungan dibandingkan Januari - Mei 2023.
 
“Kami juga membuka peluang bidang pariwisata untuk menarik wisatawan dari India,” ajaknya.
 
Selain itu, dalam pertemuan ini juga dihadirkan perwakilan pengusaha dari industri baja (steel industry), Mr. Praful dan Mr. Manoj Chate dari industri energi (chemical industry).
"Hari ini Dubes membawa investor yang bekerja lama di Jawa Timur bidang mebel atau perkayuan kualitas ekspor ke beberapa negara. Ada hal - hal yang harus kita selesaikan terkait regulasi penyelesaian persoalan industri di Jatim," katanya.
 
Berikutnya ada juga investor baja atau besi dan energi yang mana dunia internasional mengarah pada nol emisi. Maka India menawarkan teknologi renewal energi dan solar sel.
 
Kerja sama bidang energi ini, lanjut Adhy, tidak lain karena India terkenal dengan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi yang potensial dan ramah lingkungan dalam konteks pengurangan emisi gas rumah kaca.
 
Kemudian Dubes menawarkan gas hidrogen untuk pengganti bahan bakar alternatif berkelanjutan yang dinilai nol emisi. Namun untuk saat ini jika diimplementasikan di Indonesia utamanya Jatim, akan terkendala dengan minimnya pengetahuan dan regulasi terkait hal tersebut.
 
Lebih lanjut, Adhy juga menggandeng Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Jatim untuk bersama-sama membahas secara teknis terkait kendala yang dialami para investor India utamanya regulasi dan teknis di lapangan.
 
Tidak hanya itu, Dubes Sandeep juga memberikan kesempatan program training dan pendidikan di India kepada SDM di Pemerintahan Jawa Timur.
 
Sementara itu, Dubes India untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E Sandeep Chakravorthy menyambut secara terbuka peluang investasi di Jawa Timur. Ia menyebut, memang secara historis India dan Indonesia punya kedekatan khusus.  Pun juga dengan Jatim punya komunitas kecil warga India.
 
"Mari kita saling membangun komunikasi yang lebih kuat lagi lewat kerjasama bilateral ini. Kami optimis bisa saling bersinergi dan bekerja sama," katanya.
 
Sandeep juga berterima kasih kepada Pemprov Jatim atas kesempatan yang diberikan kepada India. Ia juga berharap kedepannya hubungan antara Indonesia dan India semakin erat seiring dengan banyaknya kerja sama yang akan dilakukan.

Baca juga: Pemprov Jatim optimistis industri otomotif terus tumbuh positif 

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024