Langkah ini diambil oleh Inspektur Jenderal Kepolisian Namibia, Letnan Jenderal Joseph Shikongo, setelah diketahui bahwa kapal tersebut mengangkut bahan peledak RDX hexogen ke Israel, menurut laporan dari Windhoek Observer.
Dokumen yang diserahkan pada 24 Agustus mengungkapkan jenis kargo tersebut, mendorong tindakan segera untuk mencegah kapal tersebut memasuki perairan Namibia.
"Dengan ini diberitahukan bahwa izin no. 21/2024 yang diberikan kepada kapal MV Kathrin tertanggal 13 Agustus telah dicabut dengan segera. Oleh karena itu, kapal tersebut secara tegas dilarang memasuki perairan Namibia sesuai dengan Keputusan Kabinet NO. 9th/04, 06.24/006," demikian pernyataan kepolisian dalam surat mereka.
Kapal MV Kathrin awalnya dijadwalkan bersandar di Pelabuhan Walvis Bay, Namibia pada 25 Agustus. Kapal tersebut dilaporkan membawa 60 kontainer Tri-NitroToluene (TNT) dan delapan kontainer bahan peledak hexogen, yang berlayar dari Haiphong, Vietnam, menuju Koper, Slovenia.
CEO Namport, Andrew Kanime, mengonfirmasi bahwa meskipun pihak otoritas pelabuhan telah menerima pemberitahuan untuk MV Kathrin bersandar, mereka belum menerima dokumen pra-clearance.
Herbert Jauch, ketua Economic Social Justice and Trust, memuji keputusan tersebut, dengan mengkritik respons awal Namport yang dinilai kurang memiliki kejelasan moral. Ia menekankan bahwa sikap tegas Namibia terhadap konflik di Gaza harus menjadi contoh bagi negara-negara lain.
"Kita tahu dari sejarah perjuangan kemerdekaan kita sendiri betapa pentingnya dukungan internasional, dan inilah yang sekarang dibutuhkan. Sangat penting bagi rakyat Palestina untuk mendapatkan dukungan penuh guna mengakhiri pembantaian dan genosida di Gaza serta memulai proses pemulihan hak-hak mereka," kata Jauch.
Sumber : Anadolu-OANA
Baca juga: Sekjen PBB desak Israel menghentikan serangan di Tepi Barat
Baca juga: Norwegia kecam seruan Israel untuk bangun sinagoge di kompleks Al-Aqsa
Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024