Sebagian sudah efektif seperti menggunakan QRIS seperti di sektor non pangan, tapi sebagian masih perlu didorong, seperti sektor pangan

Jakarta (ANTARA) - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan perusahaan penyedia teknologi digital PT Trans Digital Cemerlang (PT TDC) terus berupaya mendorong pedagang pasar paham mengenai transaksi digital, termasuk memaksimalkan penggunaan QRIS untuk pembayaran di kalangan pedagang sektor pangan.

"Sebanyak 12, 5 juta pedagang pasar di Indonesia itu harus dibekali soal pemahaman digital. Sebagian sudah efektif seperti menggunakan QRIS seperti di sektor non pangan, tapi sebagian masih perlu didorong, seperti sektor pangan," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan di Jakarta, Kamis.

Reynald mengatakan QRIS menjadi media pembayaran di pasar tradisional yang paling efektif dan efisien dari sisi waktu bagi sektor non pangan seperti di pasar tekstil Tanah Abang, namun belum maksimal penggunaannya di pasar tradisional, misalnya di kalangan penjual ikan, sayur dan daging,

Ia juga menyampaikan pascapandemi para pedagang terbiasa mempromosikan dagangannya melalui aplikasi Whatsapp (WA). Pedagang sayur, pedagang ikan dan pedagang pangan lainnya sudah mulai terbiasa melakukan update status di aplikasi tersebut. Namun, ia menyakini dari sisi literasi digital, kemampuan para pedagang harus terus dikembangkan lebih maju.

"Tapi ini tidak bisa berdiri sendiri, harus ada peran pemerintah, harus dibina pedagang pasar," ujar Reynald.

Reynald mengatakan hampir semua Anggota IKAPPI seperti pedagang tekstil Pasar Tanah Abang dan di Pleret, Purwakarta, sudah menggunakan QRIS dalam transaksi perdagangan. Walaupun ada beberapa kendala seperti menarik saldonya maksimal satu hari. Namun ia menyakini hal itu ke depan pedagang akan terbiasa.

Baca juga: IKAPPI prediksi kenaikan harga pangan hingga 75 persen jelang Natal

Baca juga: IKAPPI minta DKI antisipasi kenaikan harga cabai dan ayam

Praktisi dan Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra mengatakan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital mendukung penuh peningkatan literasi digital kepada UMKM termasuk pedagang sektor non pangan.

"Digitalisasi transaksi keuangan itu suatu keniscayaan yang wajib dimiliki para pedagang termasuk pedagang ikan, sayur daging dan lainnya, saya sepakat pernyataan IKAPPI," ujar Indra.

Indra mengatakan perusahaannya juga terus melakukan inovasi salah satunya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM dengan memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.

Menurut Indra, masih minimnya wawasan dan literasi yang ada, membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha masih takut menggunakan aplikasi kasir digital tersebut.

Padahal, kata dia, aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat, salah satunya pencatatan transaksi, arus keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan bisnis lebih aman dan terpercaya.

Indra juga sepakat pentingnya pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan kepada UMKM terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.

Namun, Indra berharap perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang Sistem Keamanan Informasi.

"Bentuk sederhana implementasi dari ISO itu adalah quick response terhadap masukan dari pengguna (merchant) yang datang dari berbagai saluran informasi. ISO ini juga pertahanan diri dari kemungkinan terjadinya kebocoran data," ujar Indra.

Baca juga: Bank Indonesia perluas penggunaan QRIS di pasar tradisional Sumbar

Baca juga: BSI perluas inklusi pembayaran digital di Pasar Gede Solo

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024