Jakarta (ANTARA News) - Kesadaran pasien untuk mematuhi pengobatan yang harus dilakukan saat ini masih rendah.

Spesialis penyakit dalam, Dr. M. Ikhsan Mokoagow, SpPD., M. Med. Sci, menyatakan rendahnya kesadaran mematuhi anjuran pengobatan disebabkan ketidaktahuan pasien tentang penggunaan obat yang tepat, petunjuk obat yang kompleks, dan akses terhadap obat-obatan.

"Kepatuhan pengobatan merupakan salah satu faktor penting di dalam upaya pengelolaan terhadap penyakit yang diderita pasien, apalagi untuk pasien penderita penyakit kronis yang memerlukan terapi rutin," ujar Dr Ikhsan saat ditemui dalam satu acara di Jakarta Pusat, Selasa.

Hambatan terhadap kepatuhan meminum obat terjadi dalam satu rangkaian antara sistem layanan kesehatan, pasien, dan penyedia layanan kesehatan. Sistem layanan masyarakat terkadang tidak membantu pasien dalam pengadaan obat dan pasien terkadang acuh terhadap penyakit yang dideritanya, katanya.

Pasien tidak mau tahu dan mencari tahu soal penyakit yang dideritanya. Saat ia pergi ke dokter, ia tidak mengerti mengenai penyakitnya dan manfaat apa yang akan dirasakan apabila ia mengikuti anjuran dokter, termasuk meminum obat. Penyedia jasa kesehatan, seperti dokter, juga terkadang tidak menjelaskan secara terperinci kepada pasien tentang penyakit dan manfaat meminum obat.

Dr. Ikhsan menganjurkan salah satu cara untuk mematuhi pengobatan adalah adanya target pengobatan. Sampai sejauh mana kesembuhan yang didapat jika meminum sebuah obat.

"Kalau anda minum obat setiap hari rutin maka targetnya harus tercapai. Nilai target pengobatan memang berbeda setiap orangnya, namun penting ada target pengobatannya," jelas mantan Chief Resident sebuah rumah sakit negeri ini.

Dalam hal ini, diperlukan juga edukasi tentang penyakit yg diderita pasien secara keseluruhan, yaitu tentang penyakit yang diderita, manfaat pengobatan, dan proses perjalanan penyakit yang akan dijalani.

"Nantinya diharapkan pasien menjadi akan lebih sadar atas akibat yang ditimbulkan oleh penyakitnya jika tidak mentaati pengobatan yang diberikan," katanya menutup pembicaraan.

Pewarta: Novina Bestari
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014