....terlalu banyak pihak yang ikut campur di sektor sawit sehingga menjadi kurang maksimal.
Belitung Timur (ANTARA) - Bupati Belitung Timur Burhanudin berharap pemerintah pusat nantinya dapat membuat lembaga khusus yang menangani kelapa sawit di Indonesia dari hulu hingga hilir, sehingga tumpang tindih kepentingan dari berbagai pihak tidak lagi terjadi.

Secara nasional, Burhanudin mengatakan bahwa sawit telah menjadi sektor primadona bagi Indonesia, karena menghasilkan devisa hasil ekspor yang cukup besar. Namun saat ini, ujar dia, terlalu banyak pihak yang ikut campur di sektor sawit sehingga menjadi kurang maksimal.

“Saya hanya menyarankan, sebagai orang yang paling kecil di kampung yang paling kecil, memohon kepada pemerintah pusat agar dibentuk suatu lembaga yang betul-betul mengurus mulai hulu-hilir sampai kita bicara masalah yang lain-lain, agar pertumbuhan ekonomi di sektor sawit ini bisa lebih maksimal,” kata Burhanudin, di Belitung Timur, Kamis.

Menurut Burhanudin, banyaknya pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda di sektor sawit juga membuat daerah merugi. Dia pun mengamini bahwa kontribusi sektor sawit terhadap APBN memang cukup besar. Namun sayangnya, ujar dia, kontribusi sektor sawit terhadap APBD justru lebih kecil.

“Bicara mengenai masalah pendapatan daerah dari sektor perkebunan sawit, itu kecil. Dana bagi hasil (DBH) kami 2 tahun dari sawit tidak begitu besar. Tapi sebagai daerah penghasil, kami juga ingin mendapatkan lebih nantinya,” kata Burhanudin.

Dia menyebutkan, DBH sawit yang diterima Belitung Timur yaitu sebesar lebih dari Rp8 miliar pada 2023 dan sekitar Rp7 miliar pada 2024 dengan total hampir lebih dari Rp16 miliar.

Penggunaan DBH tersebut, kata Burhanudin, telah ditentukan oleh pemerintah pusat seperti untuk membangun dan memperbaiki jalan yang dilalui truk pengangkut kelapa sawit, membantu proses penerbitan Surat Tanda Daftar Budi Daya (STDB) bagi perkebunan sawit rakyat yang belum terdaftar, hingga membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk para petani sawit.

Dengan total luas perkebunan sawit di Belitung Timur mencapai lebih dari 60 hektare, Burhanudin mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan hilirisasi industri sawit di wilayahnya. Hilirisasi industri sawit diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Produksi crude palm oil (CPO), ujar dia, memang menjadi andalan berbagai industri sawit. Namun, Burhanudin mengingatkan besarnya potensi produk turunan lainnya selain CPO yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit mulai dari biogas dan kompos dari limbah sawit hingga produk kerajinan tangan dari lidi sawit. Industri sawit yang beroperasi di Belitung Timur diharapkan dapat mengembangkan potensi tersebut.

“Padahal sewaktu perusahaan paparan pertama kali (saat mendirikan pabrik), mereka mengatakan akan membangun industri-industri hilir lainnya. Tapi sampai dengan hari ini, baru dua pabrik (hilir) yang dibangun. ANJ Group, dia sudah membangun pabrik untuk listriknya, biogas. Tapi yang lainnya belum,” kata Burhanudin pula.
Baca juga: Kemenperin hadirkan fraksionasi kelapa sawit pacu transisi energi
Baca juga: Menperin pacu nilai tambah kelapa sawit lewat teknologi dan kolaborasi


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024