Jembatan sepanjang 70 meter itu putus pada Rabu (28/8) malam. Tidak ada korban jiwa, namun sebanyak 10 orang yang merupakan pengendara roda dua itu mengalami luka berat dan ringan
Simpang Empat,- (ANTARA) -
Salah satu jembatan gantung jalur evakuasi tsunami di Jorong Sikabau, Nagari Ranah Koto Tinggi, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, ambruk mengakibatkan sembilan kendaraan roda dua jatuh terperosok ke dalam sungai.
 
"Jembatan sepanjang 70 meter itu putus pada Rabu (28/8) malam. Tidak ada korban jiwa, namun sebanyak 10 orang yang merupakan pengendara roda dua itu mengalami luka berat dan ringan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Zulkarnain di Simpang Empat, Kamis. 
 
Dari data yang dihimpun BPBD Pasaman Barat, warga yang mengalami kejadian itu adalah Era, idel (terkilir), Se'i (luka berat), Piki (luka jahit), Ipul (luka ringan), Bujang, ⁠David, Rendi, ⁠Imran, dan Yuda.
 
Ia mengatakan ambruknya jembatan gantung karena kondisi jembatan yang sudah tua dan lapuk. Ditambah kelebihan kapasitas pengguna saat kejadian.

Baca juga: Puluhan korban banjir di Pasaman Barat dievakuasi ke tempat aman
 
"Jembatan itu merupakan akses ke perkebunan masyarakat dan juga akses jalur evakuasi bencana tsunami," ujarnya.
 
Sejumlah personel BPBD Pasaman Barat telah turun ke lapangan dan akan mencarikan solusi mengatasinya.
 
Ia mengatakan ancaman gempa megathrust 8.5 magnitudo sesuai dengan penyampaian BMKG baru-baru ini maka mitigasi bencana sangat penting.
 
Seharusnya berdasarkan Permendagri Nomor 59 Tahun 2021 bahwa standar pelayanan minimal pemerintah daerah (pemda) itu dalam ketenteraman dan ketertiban umum masyarakat adalah adanya layanan informasi kebencanaan, layanan pencegahan dan kesiapsiagaan, serta layanan evakuasi.

Baca juga: BPBD Pasaman Barat evakusi 21 korban banjir
 
Untuk itu pemerintah harus melakukan mitigasi bencana baik mitigasi struktural maupun mitigasi non-struktural
 
Apalagi, katanya, daerah pesisir pantai Pasaman Barat memiliki panjang 152 kilometer, dimana salah satunya berada di Jorong Sikabau yang berada di daerah pesisir pantai barat Sumbar dan sangat berpotensi mengalami bencana tsunami.
 
"Perlu memberikan mitigasi struktural pembangunan shelter dan jalan atau jalur evakuasi tsunami," katanya.
 
Ia menjelaskan minimnya anggaran pada bidang pencegahan dan kesiapsiagaan membuat mitigasi bencana tidak berjalan efektif.
 
"Kedepannya kita harus memikirkan bagaimana keseriusan dalam mitigasi bencana karena Pasaman Barat adalah rawan bencana," ucapnya.

Baca juga: Pemkab: Penanganan rumah terdampak gempa Pasaman Barat 77,64 persen 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024