Pencegahan dini akan mengurangi biaya kesehatan di masa yang akan datang

Jakarta (ANTARA News) - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bekerja sama dengan "Nestle Nutrition Institute" atau NNI meluncurkan "Allergy Risk Tracker" (ART), yaitu alat pendeteksi alergi sederhana untuk mengantisipasi alergi sejak dini.

"Meningkatnya prevalensi alergi di dunia mendorong Indonesia ikut melakukan studi yang mempelajari hubungan antara pengobatan alergi terhadap kondisi finansial," kata Zakiudin Munasir, peneliti "Health Economics" dari Unit Kesatuan Kerja Alergi-Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKK Alergi-Imunologi IDAI) di Jakarta, Selasa.

Aplikasi ART itu memberikan informasi tentang gejala umum alergi seperti kulit gatal-gatal, ruam kulit, bersin, sesak napas, mata gatal dan berair.

ART juga membantu mengidentifikasi peringkat risiko tinggi rendahnya alergi seseorang serta cara untuk mengurangi risikonya.

Alat pendeteksi alergi tersebut dapat digunakan oleh masyarakat umum dan bisa diakses melalui www.sadaralergi.com.

Sementara itu, ahli kesehatan dari UI Astrid Widajati Sulistomo mengatakan pencegahan alergi secara dini dapat mengurangi potensi membengkaknya biaya pengobatan di kemudian hari.

"Biaya kesehatan masyarakat terus meningkat di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan studi, terbukti adanya hubungan pencegahan alergi terhadap kondisi finansial dari skala kecil, yaitu keluarga hingga skala besar yaitu negara," katanya.

"Pencegahan dini akan mengurangi biaya kesehatan di masa yang akan datang," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014