RAPBN 2025 sangat realistis menurut kami dunia usaha di Kadin
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novian Bakrie menilai asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 realistis, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi dan sasaran inflasi.

“RAPBN 2025 sangat realistis menurut kami dunia usaha di Kadin,” kata Anindya dalam seminar “Optimisme Baru Pembangunan Ekonomi Era Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, terdapat lima faktor yang dapat menjadi kekuatan Indonesia dalam mencapai target-target tersebut, yaitu kinerja konsumsi domestik, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan transformasi ekonomi.

Kinerja konsumsi domestik terpantau cukup kuat dengan masih adanya ruang untuk peningkatan, sementara belanja pemerintah terlihat menunjukkan kualitas belanja yang baik. Dia menilai konsumsi domestik dan belanja pemerintah dapat menopang 70 persen dari upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi dan sasaran inflasi.

Kemudian investasi, ekspor, dan transformasi ekonomi dapat mendorong pencapaian lebih baik lagi.

“Transformasi ekonominya harus ada aspek hilirisasi dan industrialisasi. Tujuannya bisa menguatkan ketahanan pangan, energi, dan kesehatan. Jadi, kita optimistis,” ujar dia.

Untuk diketahui, Pemerintah dan DPR menyepakati asumsi makro untuk tahun depan yaitu pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 2,5 persen, nilai tukar rupiah Rp16.000 per dolar AS, serta suku bunga SBN 10 tahun 7 persen.

Kemudian, sasaran pembangunan disepakati dengan rincian pengangguran terbuka 4,5-5 persen, kemiskinan 7-8 persen, kemiskinan ekstrem 0 persen, rasio gini 0,379-0,382, dan indeks modal manusia 0,56. Target ini sama dengan yang tercantum dalam RAPBN 2025.

Sementara defisit RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 2,53 persen atau Rp616,2 triliun, di mana pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp2.996,9 triliun dan belanja negara ditetapkan sebesar Rp3.613,1 triliun.

Baca juga: Pemerintah dan DPR sepakati nilai tukar rupiah Rp16.000 di RAPBN 2025
Baca juga: Kemenkeu pertimbangkan penurunan bunga SBN 10 tahun jadi 6,9 persen
Baca juga: Kadin: Pengangkatan menteri diperlukan dukung transisi pemerintahan

 

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024