New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah bergerak lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), karena para investor terus mewaspadai meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina serta prospek dimulainya kembali ekspor minyak Libya.
Harg minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei pada akhir sesi perdagangan di New York Mercantile Exchange menjadi 104,05 dolar AS per barel, atau naik 31 sen dari penutupan Jumat.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei naik 1,74 dolar AS menjadi menetap di 109,07 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kontrak berjangka WTI diperdagangkan di kisaran sempit sekitar satu dolar AS, kata James Williams dari WTRG Economics.
"Para investor ragu-ragu mengingat ketidakpastian tentang situasi Ukraina dan tentang kapan dan berapa banyak dari produksi Libya akan kembali ke pasar," kata Williams.
Ketegangan di Ukraina meningkat. Rusia "mencaplok: wilayah Krimea Ukraina pada bulan lalu.
"Meningkatnya ketegangan di Ukraina timur dan Rusia mendukung kenaikan harga Brent dan WTI," kata analis CMC Markets Desmond Chua kepada AFP.
Rusia menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Minggu setelah pasukan keamanan bentrok dengan kelompok bersenjata Ukraina pro-Rusia di kota timur Slovyansk.
Rusia memproduksi lebih dari 10 juta barel minyak mentah per hari pada Januari, dan merupakan produsen gas alam terbesar kedua. Lebih dari 70 persen dari ekspor minyak mentah dan gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina .
Ketidakpastian Ukraina membuat ancaman besar bagi pasar minyak. Para pedagang mengatakan bahwa kemungkinan penghentian pasokan minyak mentah dan gas alam Rusia melalui Ukraina bisa membuat kenaikan harga minyak, terutama minyak mentah Brent.
Para pedagang khawatir bahwa setiap konflik bersenjata skala penuh akan mengganggu pasokan serta mengirim harga minyak dan gas melambung tinggi.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014