Jakarta (ANTARA) -
Satria Muda Pertamina Jakarta (SM) terus berupaya aktif untuk mengedukasi anak-anak atau kelompok umur (KU), terkait program latihan olahraga bola basket.

Dalam laman Satria Muda yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu, klub langganan juara Indonesian Basketball League (IBL) itu kerap memberikan sumbangsih untuk melatih atau memfasilitasi para atlet muda untuk berlatih dengan staf pelatih maupun pemain.
 
Salah satu pemain Satria Muda yang ikut terlibat adalah Antoni Erga.
 
Pemain asal Bangka itu terlihat selalu antusias saat berbagi pengalamannya soal olahraga yang masuk ke Indonesia pada 1920-an tersebut kepada para peserta yang mayoritas berusia anak-anak hingga remaja.
 
"Karena menurut saya kemampuan untuk berbagi ilmu ini sangat penting bagi generasi-generasi berikutnya supaya mereka selalu punya gambaran tentang berlatih yang benar dan tentu saja bermuara pada meningkatnya kemampuan mereka, baik teknik maupun IQ-nya," kata Erga di sela kegiatan coaching clinic di Kota Medan, Sumatera Utara.
 
Selain itu, pemilik nomor 3 di SM itu juga berharap agar rangkaian kegiatan pelatihan ini bisa lebih menyeluruh ke kota-kota lainnya di Indonesia.
 
Sebab, menurut dia, kota-kota di Sulawesi dan Papua juga punya gairah yang besar terhadap basket.
 
"Yang pasti akan sangat terasa sih dampaknya apabila pelatihan-pelatihan seperti ini rutin diadakan SM dan siapa pun baik individu maupun organisasi bola basket di provinsi luar Jawa. Karena saya yakin banyak anak muda di luar sana yang bisa dan mampu menjadi tulang punggung basket selanjutnya bagi Indonesia," ujar dia.
 
Pada IBL musim 2024, SM tercatat sudah melakukan lebih dari delapan kali coaching clinic di berbagai kota di Indonesia, seperti Solo, Semarang, Bogor hingga Yogyakarta.

Baca juga: Rajawali Medan tak perpanjang kontrak William Kosasih
 
Selain agenda pelatihan bola basket, SM juga memberikan perhatian kepada industri pendukung olahraga seperti dunia fotografi.
 
Ofisial fotografer Satria Muda Pertamina Jakarta Fernando mengatakan dengan adanya format kandang-tandang, maka dibutuhkan sesuatu yang bisa membangkitkan basis penonton di daerah masing-masing, salah satunya melalui fotografi.
 
"Karena setelah pandemi COVID-19 minat memotret olahraga itu tumbuh semakin pesat dan terbukti workshop memotret Satria Muda yang kami adakan dengan bantuan Canon selalu tinggi antusiasnya," kata Fernando.

Menurut dia, masyarakat Indonesia terbiasa melihat visual yang bagus terlebih dahulu, baru datang langsung untuk menonton pertandingan di lokasi.
 
Hal itulah yang membuat kami rutin membuat workshop fotografi, sehingga ekosistem olahraganya juga terbangun dan tidak sebatas pertandingan saja.
 
"Jadi selain peserta bisa merasakan langsung memotret SM, mereka juga pasti upload di media sosial masing-masing. Banyak yang lihat dan akhirnya penasaran, dan akhirnya datang untuk menonton langsung pertandingannya," ujar dia.

Baca juga: Rajawali Medan lepas Yasier Rahmat setelah satu musim
Baca juga: Prawira rekrut kembali Farlan Sutarza jadi pelatih fisik

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024