Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran optimis dengan upaya Kementerian Pertanian menjadikan provinsi setempat sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia dengan prioritas cetak sawah seluas 502.362 hektare.

"Dengan adanya potensi tersebut, Kalimantan Tengah berupaya merealisasikan cetak sawah tersebut guna meningkatkan produksi padi sebagai penyangga lumbung pangan nasional," tegas Sugianto saat mendampingi Mentan Amran Sulaiman meninjau kawasan pertanian di Desa Bentuk Jaya A5 Dadahup, Kabupaten Kapuas, Rabu.

Prioritas cetak sawah seluas 502.362 hektare di Kalteng tersebut terbagi di sebanyak tujuh kabupaten dan kota, meliputi Katingan, Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan, Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Palangka Raya.

"Dengan sinergi yang solid antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, saya meyakini program ini akan berhasil. Kami memberi dukungan penuh, karena ini menyangkut ketahanan pangan yang berdampak kepada ketahanan nasional yang harus kita dukung bersama,” tegas Sugianto.

Baca juga: Mentan pastikan Jokowi dan Prabowo perhatikan pangan

Sementara itu Mentan Amran Sulaiman dalam arahannya mengatakan saat ini sedang terjadi darurat pangan dunia dan Indonesia juga terkena dampaknya. Jika tidak ada pangan, maka tidak ada negara dan tidak ada peradaban.

"Ini yang dikhawatirkan presiden sekarang dan presiden terpilih. Kalau jebol di pangan, penegak hukum tidak bisa berbuat banyak, inilah yang kita rancang sekarang," jelasnya.

Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian, Kementan Husnain menyampaikan dalam laporannya, Kementan membuka lahan sawah yang baru di beberapa provinsi utama sebagai target lumbung pangan.

Baca juga: Mentan tinjau lahan persawahan food estate di Kapuas

"Di Papua Selatan 1 juta hektare, Kalimantan Tengah 500 ribu hektare, Kalimantan Selatan 500 ribu hektare, dan Sumatera Selatan 200 ribu hektare," sebutnya.

Salah seorang petani Hery Kuncoro berharap percepatan untuk menjadikan food estate sebagai lumbung pangan dunia ini bisa segera terealisasi.

"Tidak harus menunggu tahun 2027, tapi dalam enam bulan ke depan kita harapkan Kalteng menjadi lumbung pangan dunia," tuturnya.

Ia menyebut Food Estate di Kalteng bisa berhasil dengan cara mengatur ketinggian air. Kalau musim kemarau jangan sampai kekeringan, begitu juga saat musim hujan jangan sampai kebanjiran.

"Tanah gambut di sini adalah tanah yang sangat subur, pengendalian airnya saja yang perlu ditingkatkan," terangnya.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024