London (ANTARA News) - Harga minyak dunia menguat sedikit Jumat setelah pasar terus bangkit dari titik terendah dalam enam bulan, tetapi kecenderungan turun masih kuat, kata para pedagang. Kontrak utama di New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan November naik 30 sen menjadi 61,89 dollar AS per barrel paada perdaganagn elektronik sebelum pasar AS resmi dibuka. Di London pada hari Kamis, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan November naik 22 sen menjadi 61,56 dollar Amerika Serikat per barrel pada perdagangan elektronik. "Harga berjangka minyak menguat (pada hari Jumat), meneruskan kenaikan yang terjadi kemarin dan mulai bangkit dari titik terendah harga minyak dalam enam bulan," kata Michael Davies, seorang analis pada kantor pialang Sucden di London. "Tampaknya pasar sudah mulai mendapat dukungan pada harga 60 dollar AS per barrel dan saat ini sedang berkonsolidasi sebelum mengalami kenaikan besar berikutnya," sambungnya dikutip AFP. "Walaupun secara teknikal tampaknya positif, saat ini hanya sedikit data fundamental yang mendukung hal itu menyusul pasokan dan kondisi geopolitis semakin kurang mengkhawatirkan," katanya lagi. Harga minyak berjangka sempat naik hari Kamis yang dalam pandangan para pengamat hanya bersifat sementara dalam posisi pasar yang sedang menurun setelah mengalami penurunan lebih dari 20 persen pada beberapa pekan terakhir. Harga minyak anjlok setelah kekhawatiran terhadap pasokan semakin berkurang, cadangan makin meningkat, ancaman topan dari Samudera Atlantik berkurang dan kartel minyak OPEC yang berupaya mempertahankan tingkat produksi, kata para pengamat. Harga minyak mentah di New York sempat menyentuh angka 59,80 dollar AS per barrel pada Rabu lalu, harga yang terjadi pada 21 Maret 2006, menandai penurunan harga hingga 24 persen dari harga rekor tertinggi 78,40 dollar AS per barrel yang terjadi pada Juli 2006. Harga minyak London Brent turun hingga 60,31 dollar AS per barrel pada Rabu lalu, nilai yang terjadi pada 9 Maret 2006. Para pedagang terus mengantisipasi melemahnya ketegangan di negara produsen minyak utama dunia Iran setelah kekuatan-kekuatan utama dunia mendorong negara republik Islam itu hari Kamis untuk mengikuti tenggat waktu baru untuk menghentikan proses pengayaan uranium. Menurut para diplomat, Amerika Serikat dan sekutunya dari Eropa telah memutuskan memberi waktu kepada Iran hingga awal Oktober 2006 untuk melakukan pembicaraan lanjutan tentang nuklir sebelum membahas soal sanksi PBB terhadap Teheran. AS meminta agar dikenakan sanksi ekonomi terhadap Iran, negara produsen minyak terbesar ke-empat di dunia, jika Teheran menghentikan kegiatan pengayaan uranium. Para pengamat mengkhawatirkan bahwa Iran dapat membalas tindakan sanksi dnegan cara menghentikan ekspor minyak, yang berpotensi melambungkan harga minyak kembali.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006