Jakarta (ANTARA) - Tanimbar sebagai bagian gugus pulau dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Suku Tanimbar merupakan komunitas adat yang memiliki pakaian tradisionalnya.

Salah satu ciri khas dari pakaian adat masyarakat Tanimbar, Maluku yakni penggunaan kain tenun ikat yang disebut kain tenun ikat Maluku. Hal ini lantaran sejak zaman dahulu masyarakat di Kepulauan Tanimbar sudah mengetahui cara menenun.

Pakaian adat Tanimbar untuk laki-laki

Pakaian adat Tanimbar untuk laki-laki menggunakan teik yang disebut ikat pinggang penutup kemaluan atau cawat. Pakaian adat laki-laki Tanimbar terdiri atas celana panjang, kemeja panjang dan kain Salempang atau atau skwai yang dililitkan ke tubuh dan diikatkan di bahu atau pinggang.

Salempang atau (Skwai) yang dipakai menunjukan tanggung jawab dari pemimpin kepada rakyatnya. Makna filosofis dari skwai ini merupakan seorang ayah menggendong putranya atau pemimpin siap melani masyarakatnya, dilansir dari Jurnal Busana Tradisional Daerah Maluku Dan Masa Depannya oleh Marthen M. Pattipeilohy.

Pada bagian kepala terdapat penutup kepala yakni Suar Bebeb Ulu dan So Malai yang dihiasi dengan bulu-bulu burung cendrawasih yang melambangkan kebesaran seorang raja dan penutup kepalanya simbol perlindungan yang harus diberikan oleh masyarakat kepada sang pemimpin.

Pakaian adat Tanimbar untuk perempuan

Sementara pakaian adat Tanimbar untuk perempuan meliputi kebaya putih dan kain tenun hitam yang dihiasi dengan ikat pinggang atau ampil kdelan. Pada bagian kepala terdapat hiasan atau Somalai terbuat dari bulu burung cendrawasih melambangkan keagungan, keindahan dan kehormatan seorang perempuan.

Memakai perhiasan berupa anting-anting (Lelbutir/Kmwene) yang dikenakan melambangkan kepribadian dirinya yang selalu taat dan setia kepada nasihat atau perintah.

Mas Bulan (Mase) yang dipasang pada dahi sebagai perwujudan penghormatannya kepada sang pencipta sehingga sebagai perempuan harus arif dan bijaksana dalam mengurus kehidupan keluarga dan orang banyak.

Kalung Mas atau manik-manik yang berjuntai (Ngoras/Tetenu/Manik-manik) mencerminkan kebaikan dan keluhuran budi dari seorang perempuan yang sekaligus pandai menyimpan rahasia.

Ikat pinggang atau Ampil Kdelan simbol dari seorang perempuan yang harus pandai mengendalikan emosi, serta memiliki ikatan batin yang kuat antara dirinya, suaminya dan anak-anaknya.

Adapun gelang kaki (Soriti) yang terbuat dari gading gajah melambangkan bahwa kaum perempuan hendaknya berpikiran maju, selalu berbuat baik serta selalu menjalin hubungan dengan leluhur.

Pakaian adat Tanimbar terbuat dari kain tenun khas yang memiliki berbagai motif, dengan makna dan filosofi tersendiri. Penggunaan kain tenun ikat Tanimbar juga bisa menentukan derajat seseorang.

Jika kain ikat berwarna dasar cokelat, menandakan bahwa orang tersebut berasal dari keluarga bangsawan. Kain dengan warna dasar hitam kebiruan menunjukkan golongan menengah, sementara kain yang hanya berwarna dasar hitam menandakan golongan rakyat biasa.

Kain tenun ikat pada pakaian adat Tanimbar umumnya memiliki berbagai warna dengan dominasi garis-garis dan corak tertentu yang diambil dari lingkungan alam sekitar.

Melansir dari laman Indonesia.go.id, Suku Tanimbar dulunya memiliki 47 motif tenun ikat, namun saat ini hanya tersisa tujuh motif. Berikut motif tenun ikat pakaian adat Tanimbar:

1. Motif lelmuku atau bunga anggrek, berbentuk bunga anggrek dan diapit beberapa garis. Motif ini melambangkan kecantikan, keanggunan, dan keuletan
2. Motif sair atau bendera, berbentuk seperti bendera yang menggambarkan semangat masyarakat Kepulauan Tanimbar dalam mempertahankan identitas semua wanita
3. Motif tunis, membentuk anak panah yang diapit oleh beberapa garis. Motif ini menggambarkan kesiapan mental masyarakat Kepulauan Tanimbar yang selalu berhati-hati
4. Motif ulerati atau ulat kecil yang dikombinasikan beberapa motif lainnya, melambangkan kecintaan masyarakat akan lingkungan sekitar
5. Motif eman matan lihir terinspirasi dari jenis busana pria zaman dulu, tetapi yang dipandang dari satu sisi
6. Motif mantatur atau tulang ikan, berwarna biru menggambarkan warna laut dan motif tulang ikan yang menggambarkan sumber daya laut yang berlimpah
7. Motif wulan lihir atau bulan sabit, terinspirasi dari bulan dan keadaan alam masyarakat Tanimbar.


Baca juga: Presiden Jokowi angkat pakaian adat Tanimbar ke panggung kenegaraan

Baca juga: Ragam rupa pakaian adat Maluku 

Baca juga: Mengenal sejarah dan filosofi baju adat Betawi

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024