Kita sudah terbukti berhasil mengenalkan potensi daerah ke dunia melalui film Laskar Pelangi, sekarang kembali memanfaatkan media film
Manggar, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggencarkan promosi potensi wisata melalui media film yang mengangkat jalan cerita tentang nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

"Kita sudah terbukti berhasil mengenalkan potensi daerah ke dunia melalui film Laskar Pelangi, sekarang kembali memanfaatkan media film," kata Bupati Belitung Timur Burhanudin di Manggar, Rabu.

Burhanudin mengatakan itu sebagai bentuk apresiasinya terhadap Sinemarta Buana Kresindo, rumah produksi film yang mulai menggarap proyek film dengan judul "The Bell".

Film The Bell atau panggilan untuk mati yang bermuatan horor ini berlokasi syuting di Bukit Samak Manggar, Gantung dan beberapa lokasi lainnya.

"Saya sempat menyaksikan bagaimana mereka syuting dan itu cukup profesional, jalan ceritanya sesuai dengan naskah dan yang kita apresiasi tetap mengedepankan kearifan lokal," kata Burhanudin. Produser film The Bell "Panggilan untuk Mati" Aris Muda mengatakan, hari pertama hingga ketujuh syuting dilaksanakan di salah satu rumah di Kawasan Bukit Samak Manggar sebagai lokasi utamanya.

Aris membocorkan bahwa judul "The Bell" diangkat dari singkatan "Belitong". Film bertema horor ini menceritakan tentang “Urban Legend” lokal “Hantu Penebok," yang berlatar Tahun 1900 awal.

“Tidak hanya mengangkat tema horor, tapi juga mengangkat kelebihan yang ada di Pulau Belitong termasuk diantaranya tambang pasir timah dan cerita ini bermula saat tambang timah zaman kolonial, di mana menjadi lokasi matinya hantu penebok," kata Aris.

Aris mengatakan, semangat yang diangkat dari film ini adalah ingin menghidupkan nilai kearifan lokal, kisah misteri hingga potensi wisata di Pulau Belitong.

"Pemilihan lokasi di Belitong katena terbilang lengkap, banyak titik-titik tertentu di Belitong ini yang punya khas. Kalau rumah tua di lokasi lain banyak, namun di daerah ini memiliki ciri khas," ujarnya.

Beberapa artis ibu kota mengambil peran dalam film ini, di antaranya Ratu Sofya, Shalom Razade, Givina, dan Bhisma Mulia.

"Komposisi pemain sudah lengkap, kami juga mengajak pemeran dari Belitong yakni Pak Sanem (Sahani Saleh). Produsernya orang Belitong, begitu pula dengan Eksekutif produsernya yaitu 35 persen orang Belitong dari 67 kru yang terlibat," katanya.

Ia mengatakan, proses pembuatan film akan berlangsung selama 16 hari.

"Dulu Belitong naik karena Film Laskar Pelangi dan itu sudah cukup lama, kita perlu ada pembaruan yang bisa kita jual ke publik yakni Belitong itu sendiri," ujarnya.

Ia berharap film ini bisa menjadi “ikon” baru bagi Belitong hingga kembali menarik wisatawan terutama ke Belitung Timur.

“Target kita akhir tahun ini Film “The Bell” sudah bisa bisa ditayangkan, semoga filmnya sukses, bagus dan daerah punya ikon baru lagi," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Belitung Timur kembangkan potensi wisata geologi
Baca juga: Pemkab Belitung Timur siapkan destinasi wisata Internasional

 

Pewarta: Ahmadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024