Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan peningkatan pendapatan di sektor ritel.

Airlangga mengatakan, konsumsi rumah tangga telah berkontribusi hingga 54 persen dari perekonomian nasional pada kuartal kedua tahun ini. Oleh karenanya, Pemerintah mendukung program para pengusaha ritel untuk belanja di dalam negeri.

"Pertumbuhan perekonomian nasional harus bisa lebih tinggi dari 5 persen, salah satu yang bisa digenjot adalah kue yang besar, yakni konsumsi rumah tangga yang kontribusinya 54 persen," ujar Airlangga di Jakarta, Rabu.

Dengan mendukung program belanja di dalam negeri, kata Airlangga, setidaknya masyarakat berkontribusi dalam mendongkrak pembelian.

Baca juga: Menko Airlangga sebut jumlah ritel jadi indikator pertumbuhan ekonomi

Menurut Airlangga, semua produk dari luar negeri sudah bisa didapatkan di Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu lagi belanja di negara lain.

"Pemerintah mendukung program belanja di Indonesia saja, kalau kita bisa mendapatkan setengahnya saja, belanja orang Indonesia yang pergi ke luar negeri, maka itu akan mendongkrak pembelian," katanya.

Sebelumnya, Airlangga menyebut jumlah ritel yang terdapat di suatu negara dapat menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi nasional.

Airlangga menyebut, berdasarkan laporan World Bank pertumbuhan sektor konsumsi atau ritel di Indonesia terus tumbuh sejak 2022. Mal di Indonesia termasuk dalam jajaran pusat perbelanjaan yang terbaik dan modern khususnya pada wilayah Jakarta.

Baca juga: Pemerintah luncurkan dua skema pembiayaan kreatif untuk infrastruktur

"Berapa jumlah Alfamarat, Indomaret, Ace Hardware, itu menjadi indikator ekonomi nasional. Berapa outlet daripada iBox, itu juga jadi indikator daya beli ritel kita," ujar Airlangga.

Airlangga menyampaikan, sektor ritel di Jakarta kuat lantaran pendapatan per kapitanya sudah melewati jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.

Rata-rata pendapatan di Jakarta, sebut Airlangga, telah mencapai 20.000 dolar AS atau Rp300 juta per tahun. Hal ini yang mendorong berdirinya sejumlah pusat-pusat perbelanjaan.

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024