PAUD HI masih banyak dipersepsikan sebatas pendidikan saja, padahal program tersebut lebih banyak berbicara pada perkembangan anak sejak usia 0 hingga 6 tahun
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah tengah mengorkestrasi program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) yang saat ini prosesnya masih berjalan sendiri-sendiri di tiap kementerian/lembaga, utamanya di level daerah, demi menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Sebetulnya leading sector-nya siapa, sehingga mengakibatkan sinergi dan koordinasi antara Pemerintah Pusat dan daerah tidak berjalan dengan baik," ujar Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti di Jakarta, Rabu.
PAUD HI merupakan upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi.
PAUD-HI bertujuan menyediakan layanan bagi anak usia dini yang diselenggarakan secara terintegrasi dan selaras antarlembaga layanan melalui komitmen semua unsur terkait.
Meski telah berlangsung sejak 2013 lewat Perpres Nomor 60/2013, operasionalisasi pemerintah daerah terhadap kebijakan PAUD HI masih bervariasi. Dengan demikian mengakibatkan perbedaan besar dalam pembiayaan dan akses terhadap layanan PAUD HI.
Baca juga: 714 anak PAUD dapat makanan tambahan sekali seminggu dalam empat bulan
Baca juga: Mentas Paudpedia 2024 kampanyekan hak kemampuan fondasi anak usia dini
Menurut Woro, saat ini masih terjadi salah persepsi mengenai program kebijakan PAUD HI. PAUD HI masih banyak dipersepsikan sebatas pendidikan saja, padahal program tersebut lebih banyak berbicara pada perkembangan anak sejak usia 0 hingga 6 tahun.
"Kita ingin memastikan semua sektor kehidupan anak-anak secara optimal agar bisa menjadi anak yang berkualitas," kata dia.
Sejumlah hal esensial tercantum dalam PAUD HI seperti kesehatan dan gizi, perkembangan anak, kesejahteraan anak, perlindungan, pengasuhan, hingga pendidikan. Namun nyatanya, konsep ini masih dianggap terpisah tidak holistik.
"Artinya dalam setiap tahapan dari 0-6 tahun itu kita harus penuhi kebutuhan anak-anak kita. Pelaksanaannya masih banyak tantangan mulai dari kebijakan sampai dengan pelaksanaannya," kata dia.
Sementara itu, Wakil Rektor II Universitas Veteran Jakarta Netti Herawati menyoroti masih banyak orang tua maupun guru mengerti akan konsep PAUD HI. Konsep tersebut masih banyak diartikan sebagai pendidikan usia dini, padahal pendidikan adalah salah satu bagian PAUD HI.
Pemahaman ini harus diluruskan, agar anak-anak mendapatkan kebutuhan esensial secara holistik demi tumbuh kembang serta dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Anak-anak butuh diberikan intervensi lengkap. Pendidikan yang diberikan tanpa gizi, otaknya tidak akan memprosesnya. Pendidikan itu penting tapi pintu untuk masuk stimulasi adalah gizi dan kesehatan. Yang kedua pengasuhan, kalau anak stres maka otak mereka akan membloking," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024