Hulu Sungai Selatan (ANTARA) - Beberapa petani terlihat sibuk dengan cangkul dan peralatan lainnya. Mereka menapaki jalan yang membelah kebun dan sawah.
Pada pagi itu, Matahari baru saja terbit. Tetesan embun pun terasa segar menyelimuti hamparan kaki Pegunungan Meratus di Desa Gumbil, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Desa ini berjarak 17 kilometer dari Kota Kandangan, tepatnya di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Juhdi, warga desa setempat, terlihat tetap bersemangat memanggul hasil kebun untuk dijual ke kabupaten tetangga. Padahal, Juhdi sudah memasuki lanjut usia.
Juhdi dan petani desa itu memang pantas bersemangat. Berkat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-121 Kodim 1003/Hulu Sungai Selatan (HSS), Juhdi dan warga desa bisa lebih leluasa beraktivitas.
Sudah puluhan tahun warga melintasi jalan penghubung dua kabupaten dengan kondisi rusak, bahkan berlumpur saat musim hujan. Namun, jalan tersebut kini sudah kokoh dan mulus berkat sentuhan tangan prajurit TNI AD.
Dulu, setiap warga melintasi jalan setapak ini untuk menjual hasil kebun dan pertanian ke kabupaten tetangga, merasakan kesulitan karena kondisi jalan rusak. Setelah diperbaiki melalui program TMMD, warga lebih mudah melintasi jalan, tidak lagi khawatir berlumpur saat hujan karena jalan sudah dicor.
Jalan setapak tersebut kini menjadi marga utama, dengan lebar 4 meter, panjang sekitar 1 kilometer. Jalan ini menjadi harapan baru bagi petani untuk mengais rupiah dari hasil kebun dan sawah. Kekhawatiran penduduk sebagai desa tertinggal kian sirna. Sebagai desa di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), kini harapan mengembalikan kedaulatan pangan mulai terasakan.
Dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Telaga Langsat, sekitar 1.665 jiwa, Desa Gumbil menjadi desa dengan persentase kemiskinan ekstrem tertinggi, mencapai 14,35 persen.
Upaya mengentaskan warga miskin mulai menampakkan hasil. Program ketahanan pangan menjadi harapan warga untuk memulihkan kedaulatan pangan dan keberlanjutan ekonomi Desa Gumbil.
Satuan Tugas (Satgas) TMMD Ke-121 Kodim 1003/HSS yang berjumlah 150 personel pada 22 Juli lalu memulai program pembangunan masyarakat di wilayah 3T dengan program utama akses jalan, ketahanan pangan, dan TNI Manunggal Air Bersih (TMAB)
“Program TMMD ini berlangsung 30 hari, hadir untuk mengatasi kesulitan masyarakat yang sukar dijangkau di daerah 3T seperti di Desa Gumbil. Manunggal air dan ketahanan pangan menjadi fokus utama mengentaskan warga dari kemiskinan di wilayah ini,” kata Komandan Kodim 1003/HSS Letkol Inf Bayu Oktavianto Sudibyo, selaku Komandan Satgas TMMD ke-121 Wilayah Kodim 1003/HSS.
Para prajurit itu membuka akses jalan yang menghubungkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ikhtiar ini tidak hanya membangkitkan ekonomi petani, tapi juga membuka akses penghubung Kalimantan Selatan menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sebagai program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, ketahanan pangan diperkuat dengan TNI Manunggal Air Bersih (TMAB), dua tandon berkapasitas ribuan liter menampung mata air gunung. Berkat sentuhan tangan para prajurit TNI, kini air mengaliri 24 jam ke tiap lahan tani hingga ke rumah penduduk tanpa khawatir saat kemarau melanda Desa Gumbil.
Manunggal air
Kemarau panjang yang selalu melanda Desa Gumbil saat akhir tahun, sekarang ini tidak lagi menakutkan. Embung sederhana berukuran 3x4 meter menjadi sumber air yang melimpah. Sumber air ini berjarak 4 kilometer dari permukiman, menyatukan mata air pegunungan untuk mengairi Desa Gumbil.
Keberadaan waduk mini ini memperkuat cadangan air bagi pertanian di Desa Gumbil karena airnya nyaris tidak berhenti. Untuk memastikan pasokan air, dua titik sumur bor berkedalaman 80 meter dibangun di permukiman warga sebagai cadangan air bersih.
Kemarau pada 2023 dirasakan warga telah membelenggu kehidupan karena menyebabkan kekeringan di Kalimantan Selatan. Banyak penduduk kekurangan air bersih, termasuk warga Desa Gumbil.
“Kemarau tahun lalu berlangsung hampir setengah tahun. Desa Gumbil kesulitan air bersih, untuk kebutuhan air minum pun harus didatangkan dari luar desa. Namun, sekarang sudah tidak khawatir karena air bersih melimpah berkat TMMD,” kata Sekretaris Desa Gumbil, Budi Atma Setiawan.
Tiga titik TMAB ini sekaligus memperkuat
suplai air bagi lahan pertanian seluas 350 hektare di Desa Gumbil.
Meningkatkan animo pendidikan warga
Di sela para prajurit beristirahat membenahi infrastruktur, sekumpulan anak antusias menjajaki akses jalan penghubung dua kabupaten. Sambil tertawa girang, anak-anak desa berlarian ke sana ke mari.
Senyum lebar tergambar di wajah mereka. Akses jalan ini menjadi harapan anak-anak melanjutkan pendidikan ke luar desa. Puluhan tahun lamanya, desa ini tidak memiliki sekolah menengah atas. Bahkan status pendidikan warga desa didominasi lulusan SD.
Berkat TMMD, anak-anak Desa Gumbil kini dapat melintasi jalan mulus ketika menuju sekolah. Dulu, jalan setapak dan berlumpur kala hujan, namun ini lebih lebar dan menjadi jalan utama warga.
Penjabat (Pj.) Bupati Hulu Sungai Selatan, Endri, mengungkapkan TMMD sebagai program terpadu antara TNI dan pemerintah daerah, telah mempercepat pelaksanaan pembangunan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menghidupkan harapan pendidikan bagi anak-anak Desa Gumbil.
Pemerataan pembangunan
Tiga pekan berjalan, realisasi pembangunan TMMD mencapai 80 persen. Untuk mengentaskan warga dari kemiskinan ekstrem, TNI AD membangun infrastruktur pendukung di Desa Gumbil. Satgas TMMD merenovasi mushola karena sudah puluhan tahun tanpa perbaikan.
Selain itu, prajurit TNI juga memperbaiki tiga rumah tidak layak huni (RTLH) milik warga prasejahtera yang selama ini tinggal di pondok kecil perkebunan. TMMD juga membangu box culvert pendukung akses jalan, membangun MCK sebagai fasilitas umum, pos keamanan lingkungan, bantuan sosial, pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui edukasi dan sosialisasi, serta bakti sosial lainnya.
Hasil kerja prajurit TNI AD tersebut juga bagian dari progran pemerintah daerah dalam mengentaskan warga miskin di wilayah 3T.
“Secara umum, TMMD Ke-121 di wilayah Kodim 1003/HSS terlaksana baik. TNI, pemerintah daerah, Polri, dan masyarakat bergotong royong. Tidak ada hambatan sedikit pun,” kata Asisten Personel (Aspers) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Mayjen TNI Arief Gajah Mada selaku Ketua Tim Wasev TMMD ke-121 kala meninjau TMMD Kodim 1003/HSS di Desa Gumbil.
Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo mengatakan TMMD dilaksanakan untuk membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan infrastruktur, membantu membuka daerah terisolasi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka pertahanan wilayah.
TMMD Ke-121 melibatkan 50 Komando Distrik Militer (Kodim) se-Indonesia, dengan mengangkat tema “Dharma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah”.
Program ini dilaksanakan pertama kali pada tahun 1980 dengan nama ABRI Masuk Desa (AMD), kemudian berganti nama menjadi TMMD pada era Reformasi. Program ini menjadi medium yang efektif dalam mewujudkan kemanunggalan TNI dan rakyat.
TMMD dilaksanakan untuk melengkapi tugas dan tanggung jawab TNI AD, yakni hadir di tengah rakyat melalui pemerataan pembangunan, khususnya di daerah 3T demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan kerja sama seluruh pemangku kepentingan, program TMMD Ke-121 terlaksana dengan baik mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penutupan, hingga berhasil melaksanakan pembangunan sasaran fisik dan non-fisik yang tersebar di 50 kabupaten/kota se-Indonesia.
“Melalui TMMD, kemanunggalan TNI dengan rakyat semakin terjalin di wilayah," ucap Mayjen TNI Tri Budi Utomo di Desa Gumbil.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024