Moskow (ANTARA) - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) Rafael Grossi pada Selasa (27/8) memperingatkan risiko insiden nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Kursk akibat konflik di dekatnya.

"Ada risiko insiden nuklir di Kursk saat ini," kata Grossi setelah mengunjungi PLTN di wilayah Kursk, Rusia, atas undangan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menilai situasi dan bekerja sama dengan kolega-kolega di Rusia dalam mencari solusi atas isu-isu terkini.

Setelah mengunjungi fasilitas-fasilitas utama di PLTN Kursk, Grossi menyampaikan bahwa PLTN itu beroperasi dalam kondisi yang hampir normal.

Grossi mengatakan dirinya diberi tahu tentang upaya serangan drone terhadap fasilitas PLTN itu, seraya menambahkan telah melihat secara langsung bekas-bekas tanda dari serangan tersebut. Dia menyatakan bahwa aktivitas militer di dekat PLTN itu pada akhirnya menimbulkan masalah keamanan.

Rusia menuduh Ukraina pada Jumat (23/8) mencoba menyerang PLTN Kursk. Menurut laporan, pecahan-pecahan drone ditemukan sekitar 100 meter dari fasilitas penyimpanan sisa bahan bakar nuklir di PLTN tersebut.

IAEA dapat mengusulkan sejumlah langkah teknis dan tindakan yang bertujuan untuk memastikan keamanan nuklir, tutur Grossi.

Dia mengatakan bahwa IAEA telah membentuk kerangka kerja untuk bekerja sama dengan konglomerat tenaga nuklir milik negara di Rusia "Rosatom", perwakilan angkatan bersenjata Rusia, pasukan keamanan, dan Kementerian Luar Negeri Rusia.

IAEA dan perwakilan Rusia "sedang mendiskusikan apa yang dapat dilakukan guna mencegah insiden radiasi di PLTN itu," ujar Grossi.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024