Hasil riset juga akan menunjukkan persentase sumber barang impor ilegal serta pintu masuknya ke Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan hasil riset atau kajian terkait barang impor ilegal dapat dirilis pada Oktober 2024.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag Moga Simatupang mengatakan bahwa riset tersebut akan memperlihatkan seberapa banyak barang impor ilegal yang beredar di masyarakat dibandingkan dengan produk-produk legal.

"Sebelum Oktober, mudah-mudahan," ujar Moga di Jakarta, Rabu.

Hasil riset, kata Moga, juga akan menunjukkan persentase sumber barang impor ilegal serta pintu masuknya ke Indonesia.

Moga menyampaikan hasil riset sementara baru saja dibahas dalam rapat internal Kemendag. Selanjutnya, akan diagendakan pembahasan bersama stakeholder lainnya.

"Sejauh ini, baru persentase ya, mengenai sumbernya, aktornya, nanti akan didalami lebih lanjut," katanya.

Sebelumnya. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Kemendag akan melakukan riset terkait masuknya barang-barang impor ilegal yang secara terang-terangan dijual di dalam negeri. Riset itu terkait dengan cara masuk barang, pendistribusian, hingga penjualan.

"Di samping satgas (Satuan Tugas Penanganan Barang Impor Ilegal), kita (Kemendag) juga akan melakukan riset, nanti di lapangan sudah sejauh mana arahnya ini, kita kesusupan apa yang namanya barang-barang ilegal," ujarnya.

Zulkifli juga membentuk tim khusus untuk mencari bandar dari warga negara asing (WNA) yang memasok barang impor ilegal di pusat-pusat grosir besar seperti Tanah Abang dan Mangga Dua, Jakarta.

Menurut dia, tim tersebut bekerja sama dengan lembaga terpercaya, yang melakukan penyelidikan secara diam-diam.

Baca juga: Kemendag sebut pemindahan pelabuhan barang impor masih dikaji
Baca juga: Kemendag sebut ritel modern alami transformasi sejak pandemi
Baca juga: KPPU-Kemendag sinergi atasi persaingan usaha demi pertumbuhan ekonomi

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024