Ini yang dikhawatirkan presiden sekarang dan presiden terpilih
Palangka Raya (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan upaya pemerintah yang terus memperkuat ketahanan pangan secara nasional menjadi salah satu upaya mengantisipasi potensi krisis pangan.
Amran Sulaiman di kawasan pengembangan Food Estate Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Rabu menjelaskan, pemerintah menaruh perhatian serius terhadap ancaman krisis pangan, apalagi di tengah ketidakpastian situasi geopolitik global dan juga perubahan iklim ekstrem.
"Ini yang dikhawatirkan presiden sekarang dan presiden terpilih," jelasnya di sela kunjungan ke kawasan Food Estate tersebut, Kecamatan Dadahup.
Kunjungan kerja ke Dadahup ini untuk menggelar rapat koordinasi optimalisasi lahan dan cetak sawah baru bertempat di Kantor Balai Wilayah Sungai Kalimantan Tengah II Kabupaten Kapuas. Turut mendampingi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.
Lebih lanjut Amran menyampaikan, pemerintah mengalokasikan anggaran besar kepada Kementerian Pertanian dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional, salah satunya melalui Program Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah Baru.
Namun ditekankannya, keberhasilan program tersebut memerlukan dukungan semua pihak. Oleh karenanya melalui rakor tersebut dirangkaikan pula dengan penandatanganan komitmen bersama pemangku kepentingan, untuk bersama-sama mendukung dan mengawal kegiatan Cetak Sawah Rakyat di Kalimantan Tengah.
"Sekarang kita sepakat, nanti kita bertanda tangan bersama," tegasnya dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya.
Sebelumnya, Amran Sulaiman juga menyebut Kalimantan Tengah mampu menjadi solusi Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
"Saya ulangi, solusi Indonesia untuk pangan, itu bisa diberesin dari Kalimantan Tengah," tegasnya.
Baca juga: Menteri PUPR: Usulan tambahan anggaran 2025 untuk ketahanan pangan
Baca juga: Mentan komparasi swasembada pangan pada era Jokowi dan era Soeharto
Baca juga: Indef menyoroti tantangan sektor pertanian bagi pemerintahan baru
Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024