pasar keuangan domestik masih dangkal yang akan menimbulkan gejolak, dan apabila kualitas setelmen tak ditingkatkan juga akan menghambat
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melakukan pendalaman pasar dan kelancaran sistem pembayaran untuk mendukung pencapaian realisasi investasi pemerintah pada 2025 yang ditargetkan sebesar Rp1.900 sampai dengan Rp2.000 triliun.

"Di Bank Indonesia kami juga melakukan pendalaman pasar keuangan. Kami bersama-sama dengan industri di sini kita ada Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (Apuvindo) karena kalau kita bicara investasi sebesar itu, pastinya banyak sumber dari luar,” kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti di Jakarta, Rabu.

Dalam acara Central Banking Services Festival 2024, Destry menuturkan pasar keuangan domestik masih dangkal, hal itu akan menimbulkan gejolak, dan apabila kualitas setelmen tidak terus ditingkatkan maka itu juga akan menghambat.

Oleh karena itu, Bank Indonesia yang bergerak di sektor keuangan terus meningkatkan kualitas, pelayanan termasuk juga inovasi dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, arus keuangan dan setelmen.

“Itu akan sangat dibutuhkan karena sektor riil berkembang dengan cepat tentunya kita harus juga mempunyai sektor keuangan yang bisa juga berkembang dengan cepat,” tuturnya.

Baca juga: BI dan BKPM perkuat sinergi tingkatkan investasi dan daya saing RI

Baca juga: BI: Digital mindset menjadi kunci dari transformasi digital pada UMKM


Adapun instrumen moneter pro-market untuk pendalaman pasar tersebut berupa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), yang terus dioptimalkan ke depan.

Bank Indonesia juga menjaga struktur suku bunga di pasar uang rupiah untuk daya tarik imbal hasil bagi aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik.

Di samping itu, BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya risiko ketidakpastian pasar keuangan global.

Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan nilai investasi pada 2025 bisa mencapai Rp1.900 sampai dengan Rp2.000 triliun atau naik sekitar 16 persen dari target 2024.

Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan melakukan konsolidasi terhadap berbagai kebijakan yang selama ini berjalan terpisah-pisah.

Menurut dia, terdapat empat pilar utama yang akan menjadi fokus pemerintah untuk dikonsolidasikan, yaitu kebijakan investasi, kebijakan industri, kebijakan keuangan, dan kebijakan perdagangan. Integrasi keempat pilar itu diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi di Indonesia.

Baca juga: BI akselerasi pengembangan UMKM agar go digital

Baca juga: BI: Teknologi digital tingkatkan efisiensi dan perluas pasar UMKM


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024