Jakarta (ANTARA) - Sumatra Utara salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya yang unik, termasuk pakaian adatnya yang kaya akan sejarah dan filosofi.

Setiap suku di Sumatra Utara memiliki pakaian adat dengan ciri khas yang berbeda. Hal itu mencerminkan kekayaan identitas budaya, status sosial, dan nilai-nilai spiritual yang mereka percayai.

Beberapa suku di Sumatra Utara antara lain Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Nias, Melayu, dan lainnya. Masing-masing suku itu memiliki pakaian adat dengan ciri khas dan karakteristik yang beragam,

Kendati beragam, namun mereka terikat dengan satu jenis budaya pakaian yakni kain ulos yang digunakan oleh seluruh sub-suku batak, tentu dengan fungsi dan nama yang berbeda.
 
Berikut ini adalah filosofi, sejarah dan baju adat dari Sumatra Utara:


Filosofi pakaian adat Sumatera Utara

Setiap motif, warna, dan jenis pakaian adat mencerminkan makna filosofis yang mendalam.

Salah satu contoh filosofi dalam pakaian adat Sumatra Utara adalah motif gorga. Motif itu sering ditemukan pada kain ulos dan melambangkan hubungan antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual.

Gorga dipercaya memberikan perlindungan dan keselamatan bagi pemakainya. Selain itu, motif ini juga mencerminkan kesatuan dan kebersamaan masyarakat Batak.

Sejak abad ke-14, kain ulos merupakan jenis sandang paling popular di Sumatera Utara. Munculnya kain ulos berawal dari kedatangan alat tenun dari India.

Ulos awalnya dipakai untuk penghangat tubuh oleh para leluhur yang tinggal di daerah dingin. Seiring berjalannya waktu, ulos tidak hanya berfungsi sebagai pakaian pelindung cuaca tetapi menjadi simbol budaya dan keagamaan.

Ulos kemudian digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian, dengan masing-masing motif dan warna ulos memiliki makna simbolis tertentu.

Ulos menjadi simbol perlindungan, berkah, dan hubungan antara kasih sayang orangtua dan anaknya, serta mencerminkan status sosial dan identitas pemakainya.

Pakaian adat Sumatera Utara sesuai dengan suku, di antaranya:

1. Batak Toba


Sesuai dengan namanya, baju adat ini berasal dari suku yang mendiami daerah sekitar Danau Toba. Pakaian adat ini digunakan dalam berbagai upacara adat baik itu pernikahan, kematian, dan upacara tradisional lainnya.

Terdapat ciri khas menggunakan kain ulos yang dihasilkan dari tenunan tangan. Ulos pun mempunyai arti yang bervariasi, contoh dari ulos yaitu ragi hotang biasa dikenakan ketika pesta sukacita dan ulos simbolang biasa digunakan ketika sedang berduka.​​​​​​​

2. Batak Karo

Pakaian ini berasal dari suku yang mendiami daerah dataran tinggi Karo. Secara tampilan, pakaian Karo mirip dengan Toba. Penggunaannya pun juga untuk upacara adat dan perayaan lainnya.

Adapun yang menjadi pembeda adalah bahan utama dari ulos tersebut, di mana pakaian karo menggunakan uis gara yang identik dengan kelir merah.

3. Batak Mandailing

Pakaian ini berasal dari suku Mandailing yang mendiami kawasan sekitar Mandailing, Tapanuli Selatan dan Padang Lawas.

Secara tampilan, pakaian Mandailing terlihat serupa dengan Batak Toba. Hal yang membedakan adalah, pakaian Mandailing dipadupadankan dengan berbagai perhiasan untuk wanita. Sedangkan untuk pria menggunakan topi bundar berwarna hitam yang disebut ampu.

4. Nias

Suku Nias merupakan suku yang berada di sekitar Pulau Nias yang letaknya berada di sebelah barat dari Pulau Sumatra.

Karena letaknya yang terpisah, maka suku Nias memiliki tradisi yang cukup berbeda jika dibandingkan dengan suku-suku di Sumatra Utara yang lainnya. Jika suku batak lainnya menggunakan warna dominan merah, maka orang Nias menggunakan pakaian yang dominan dengan warna kuning serta emas.

Perempuan Nias menggunakan pakaian kain oroba yang terbuat dari kulit kayu, dilengkapi perhiasan kuningan meliputi gelang yang berat, anting dari logam, serta menggunakan sanggul tanpa disasak untuk dipakaikan mahkota sebagai hiasan kepala.

5. Melayu

Masyarakat keturunan Melayu tersebar luas di berbagai daerah di Sumatera. Suku Melayu umumnya menetap di wilayah Tebing Tinggi, Binjai, Langkat, Deli Serdang, Bedagai, Batu Bara dan Medan. Pakaian dari adat dari suku Melayu mengenakan baju kurung yang dilengkapi dengan balutan kain songket.

Perempuan melayu menggunakan ragam aksesoris pada pakaian mereka dengan berbagai motif khas. Sedangkan kaum pria suku melayu menggunakan penutup kepala berbahan kain songket.

Baca juga: Mengenal pesa'an, kebaya Madura serta filosofinya

Baca juga: Jangan keliru, ini perbedaan pakaian adat Jawa Tengah dan Yogyakarta

Baca juga: Kebaya Sunda dan Pangsi, baju adat Jawa Barat dan filosofinya
 

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024