Pashawar (ANTARA News) - Orang-orang bersenjata menyerang sebuah desa di bagian barat laut Pakistan pada Sabtu dan menculik sekitar 100 orang, demikian sejumlah pejabat pemerintah Pakistan menyatakan.

Para pejabat tersebut mencurigai penyerang adalah anggota Taliban yang melakukan penculikan karena para penduduk desa dinilai mendukung pemerintah, lapor Reuters.

Tiga pejabat pemerintah lokal mengatakan kepada Reuters bahwa orang-orang bersenjata tersebut pada awalnya menculik 100 orang saat mereka melakukan pertemuan di desa terpencil perbatasan wilayah Orakzai dan Khyber--yang sama-sama dekat dengan Afghanistan.

Namun para penculik tersebut kemudian melepaskan 40 orang.

Para pejabat tersebut meminta identitasnya dirahasiakan karena perundingan pelepasan sandera masih berlangsung hingga kini.

"Pemerintah tidak mempunyai wakil di daerah antara Orakzai dan Khyber. Namun kami mendengar dari warga di sana bahwa sejumlah sesepuh suku sedang berunding dengan Taliban untuk melepaskan warga yang diculik tanpa syarat apapun," kata salah satu pejabat.

Sementara itu pejabat lainnya mengatakan bahwa badan penegak hukum sudah mengesahkan operasi pencarian di wilayah penculikan untuk melindungi warga desa.

"Betul mereka telah menculik lebih dari 100 warga desa, namun mereka kemudian melepaskan beberapa di antaranya. Saya berharap mereka juga membebaskan yang lainnya sesudah berunding dengan para pemimpin suku," kata pejabat tersebut.

Taliban dan pemerintah Pakistan saat ini sedang terlibat dalam perundingan damai. Taliban secara resmi menyetujui gencatan senjata dari 1 Maret sampai 10 April, namun masih belum sepakat untuk memperpanjangnya.

Taliban sendiri terpecah menjadi dua kelompok dan saling berperang satu sama lain.

Taliban Pakistan adalah persekutuan sejumlah kelompok militan yang berjuang untuk menggulingkan pemerintahan dan menerapkan hukum Islam di Pakistan--sebuah negara berpenduduk 180 juta, yang memiliki kekuatan nuklir.

Di barat laut Pakistan, yang merupakan basis terkuat Taliban, banyak warga desa yang membentuk milisi bela diri yang dikenal dengan nama "lashkar".



Penerjemah: GM Nur Lintang Muhammad

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014