Ini merupakan pandangan umum dari publik bahwa hubungan Utara-Selatan akan lebih mulus daripada sekarang hanya bila Park menutup mulutnya yang menjijikan."
Seoul (ANTARA News) - Korea Utara Sabtu mengecam keras usulan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye tentang peletakan landasan kerja bagi reunifikasi melalui pertukaran ekonomi dan bantuan kemanusiaan sebagai "mimpi di siang bolong seorang gila".
Serangan pedas Komisi Pertahanan Nasional (NDC) yang berkuasa Korea Utara tersebut merupakan reaksi resmi pertama Pyongyang atas usulan yang dibuat Park dalam pidato bulan lalu di Dresden di bekas Jerman Timur, lapor AFP.
Dia mendesak Utara agar memperluas reuni keluarga yang terpisah oleh pembagian Korea dan meningkatkan pertukaran ekonomi dan budaya lintas batas, mulai dengan peningkatan bantuan kemanusiaan Selatan.
"Penyatuan Jerman bagi kami merupakan contoh dan model reunifikasi damai," katanya.
Seorang juru bicara NDC menyatakan bahwa reunifikasi Jerman terjadi dimana Barat mengabsorbsi Timur dan menuduh Park meminta-minta negara-negara asing untuk membantu reunifikasi dimana Korea Selatan mengabsobsi Utara.
"Ini hanyalah mimpi di siang bolong seorang gila," katanya, mengecam usulan Park, menyebutnya sebagai "Deklarasi Dresden" oleh Seoul, sebagai "omong kosong" penuh dengan "kemunafikan dan tipuan".
"Kenyataannya bahwa di tempat khusus itu, Park Geun-Hye mengkritik tentang reunifikasi menyatakan pikiran sinisnya", katanya dalam sebuah pernyataan yang dilansir media negara Pyongyang.
Reunifikasi, namun, dihormati sebagai prioritas nasional baik di konstitusi Korea Selatan dan Utara, namun sentimen pro-penyatuan kedalam Selatan yang makmur telah semakin melemah dalam tahun-tahun belakangan.
Juru bicara Korea Utara mendesak Seoul agar menaati kesepakatan-kesepakatan sebelumnya termasuk persetujuan penting yang ditandatangani pada tahun 2000, yang menekankan semua persetujuan sebelum ini memberi prioritas pada pembahasan masalah peredaan konfrontasi militer.
Sangat Tegang
Ketegangan di semenanjung Korea tetap tinggi sejak Selatan melancarkan latihan militer tahunan dengan Amerika Serikat pada Februari, yang digambarkan Pyongyang sebagai persiapan invasi terhadap Utara.
Dalam protes tajam atas latihan tersebut, Pyongyang melancarkan serangkaian peluncuran roket dan rudal, yang dipuncaki dengan uji coba rudal jarak menengah pertamanya sejak 26 Maret 2009.
Kedua Korea juga baku tembak artileri di seberang perbatasan Laut Kuning yang tegang pada 31 Maret, setelah Utara menjatuhkan sekitar 100 peluru ke seberang perbatasan maritim selama latihan menembak dengan peluru sungguhan.
Tembak menembak menyusul peringatan Korea Utara bahwa pihaknya akan melakukan uji coba nuklir bentuk "baru" -- kemungkinan menunjuk pada perangkat berbasis uranium atau hulu ledak mini yang cukup kecil untuk dipasangkan di rudal balistik.
Park juga mengatakan dalam pidato di Dresden bahwa Selatan akan membantu menyalurkan dana internasional bagi pembangunan ekonomi Utara seandainya Pyongyang menghentikan program senjata nuklirnya.
Namun juru bicara NDC mengatakan: "Mereka harus ingat bahwa kritik Park Geun-Hye adalah akar pertama penyebab memburuknya hubungan Utara-Selatan dan mengaburkan prospek bangsa ini."
"Ini merupakan pandangan umum dari publik bahwa hubungan Utara-Selatan akan lebih mulus daripada sekarang hanya bila Park menutup mulutnya yang menjijikan," katanya.
Meskipun serangan-serangan verbalnya itu, profesor Moo-Jin dari Universitas Studi Korea Utara mengatakan Pyongyang kemungkinan akan melonggarkan dan kembali ke dialog akhir bulan ini ketika Selatan dan Amerika Serikat mengakhiri latihan militer mereka.
Upaya diplomatik untuk menghidupkan kembali pembicaraan enam pihak yang lama mandeg soal pelucutan Korea Utara nampaknya juga menyala lagi.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Jumat bahwa utusan khusus Glyn Davies akan bertemu dengan mitra Tiongkoknya Wu Dawei di New York dan Washington minggu depan untuk mendiskusikan denuklirisasi Korea Utara.
Wu pada Jumat mengadakan pembicaraan dengan mitra Korea Selatan Hwang Joon-Kuk di Beijing tentang cara-cara untuk "melanjutkan dialog yang berarti" yang bertujuan untuk menghasilkan "kemajuan substansial" soal denuklirisasi Utara, kata Hwang kepada wartawan. (*)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014