Jakarta (ANTARA) - Papua Tengah merupakan satu dari tiga provinsi baru di wilayah Papua yang diresmikan pemerintah pada tahun 2022 lalu sebagai Daerah Otonom Baru (DOB).
Ibu kota provinsi ini berada di kota Timika, Kabupaten Nabire. Wilayah Papua Tengah meliputi Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Deyiai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Nabire, Kabupaten Puncak serta Kabupaten Puncak Jaya.
Melansir dari situs Pemprov Papua Tengah, populasi penduduk di Papua Tengah pada tahun 2023 terhitung sebanyak 1.351.659 jiwa.
Provinsi Papua Tengah memiliki nama adat Mee Pago, karena wilayah saat ini merupakan cakupan wilayah adat Suku Mee sebagai suku asli yang mendiami wilayah ini.
Sebaran wilayah dan penduduk di Papua Tengah masih didominasi oleh masyarakat adat seperti Suku Mee sebagai mayoritas, Suku Damal, Suku Dani, Suku Moni, hingga Suku Nduga yang merupakan beberapa suku minoritas yang juga mendiami Papua Tengah.
Berikut ini daftar suku yang ada di Papua Tengah:
1. Suku Mee
Dikenal juga sebagai Bunani Mee, mayoritas Suku Mee beragama Kristen dan beberapa beragama Islam khususnya mereka yang berada di wilayah pesisir Nabire.
Ciri khas Suku Mee adalah mereka hidup di sekitar Danau Paniai, Danau Tage, Danau Tigi, Lembah Kamu (sekarang Dogiyai), dan Pegunungan Mapiha/ Mapisa. Merek juga mengenakan pakaian adat yang terbuat dari kulit kayu.
Mata pencaharian utama Suku Mee adalah bertani dan beternak. Namun, mereka juga masih melakukan kegiatan lainnya seperti di bidang perikanan dan perdagangan.
2. Suku Damal
Suku Damal adalah salah satu dari beberapa suku di papua yang bermukim di pegunungan Papua.
Mereka berasal dari Mimika dan menggunakan bahasa Damal sebagai bahasa hari-hari. Konon masyarakat suku Damal pada zaman dahulu telah memasak makanan dengan menggunakan api.
Masyarakat Damal menyebut dirinya sebagai “Damalme”. Damalme terdiri dari dua kata yaitu "Damal" dan “me” berarti “manusia”, sehingga Damalme secara harfiah bisa diartikan sebagai “manusia Damal” atau “orang Damal”.
Suku Damal menggunakan pakaian adat bernama pongi yang dikenakan wanita sebagai penutup dada, sedangkan para lelaki menggunakan koteka untuk menutupi kemaluan-nya.
3. Suku Dani
Termasuk dalam suku bangsa Papua Barat dan merupakan salah satu dari banyaknya suku di Papua yang tinggal di daerah pegunungan serta kabupaten Jayawijaya. Suku Dani juga dapat ditemukan di Papua Tengah walau sebagai suku minoritas.
Suku Dani juga mengenakan koteka sebagai penutup kemaluan pria, sedangkan untuk para wanita, mereka mengenakan “Wah” yang terbuat dari rumput ataupun serat daun sagu untuk menutupi tubuh mereka.
Bahasa yang mereka gunakan termasuk ke dalam Melansia dan Papua Tengah.
Dalam hal keagamaan, Suku Dani memiliki kepercayaan adat yaitu menghormati roh nenek moyang.
4. Suku Moni
Suku Moni terdiri dari empat marga yang menetap di Kabupaten Paniai. Keempat marga tersebut adalah Zonggonau, Kobogau, Yatipai, dan Dimbau. Suku Moni berasal dari Kabupaten Intan Jaya.
Sebaran geografis utama suku ini terdapat di wilayah Dogandoga, Kemandoga, Mbiandoga, Weandoga (Paniai), Duma-Dama, dan Domondoga. Mereka berbicara bahasa Moni.
Suku Moni menghormati kangguru pohon besar hitam dan putih bersiul sebagai leluhur yang disebut Bondegzeu (dingiso).
5. Suku Nduga
Suku yang sebenarnya berasal dari bagian selatan Pegunungan Jayawijaya ini merupakan salah satu suku minoritas yang juga ada di Provinsi Papua Tengah.
Suku Nduga memulai interaksi dengan dunia luar untuk pertama kali melalui misi Pengabaran Injil dari zending C&MA (Christian and Misionary Aliance) yang dimotori oleh keluarga Adrian Van Der Bijl, misionaris berkebangsaan Belanda-Amerika pada tahun 1963.
Keberagaman suku di Papua Tengah mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang unik di wilayah tersebut.
Masing-masing suku memiliki tradisi, bahasa, dan kepercayaan yang berbeda namun tetap saling menghormati dalam bingkai persatuan.
Sebagai provinsi yang baru terbentuk, Papua Tengah diharapkan dapat terus mengembangkan potensi daerahnya dengan tetap melestarikan adat istiadat dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang.
Dengan demikian, kemajuan dan pembangunan di wilayah ini dapat berjalan seiring dengan upaya menjaga identitas budaya masyarakat setempat.
Baca juga: Ini keunikan setiap elemen dalam baju adat Aceh
Baca juga: Pakaian adat Sumatera Barat beserta keunikannya
Baca juga: Pakaian adat Minangkabau dan maknanya
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024