Jakarta (ANTARA) - Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan dan Kesehatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Amurwani Dwi Lestariningsih mengatakan sebaiknya anak hingga usia dua tahun tidak diberikan gula dan garam dalam makanan pendamping ASI (MPASI).
"Tidak dianjurkan ketika balita itu menambahkan makanan-makanan yang tidak seharusnya diberikan kepada anak-anak. Jadi ya murni saja dari umur 0 sampai dua tahun ini jangan dikasih tambah-tambahan yang lainnya. Kalau rasa manis dari buah, ya dari buah, rasa bayam, ya dari bayam, jangan ditambah gula dan garam dulu," kata Amurwani Dwi Lestariningsih dalam media talk bertajuk "Memerdekakan Anak dari Ancaman Penyakit Kronis", di Jakarta, Selasa.
Nanti setelah anak berusia lebih dari dua tahun, boleh dikenalkan dengan sedikit rasa.
"Dari rasa-rasa yang ada dari makanan alami seperti buah, sayur, protein hewani itu boleh ditambah sedikit-sedikit rasa," katanya.
Menurut Amurwani Dwi Lestariningsih, mengenalkan rasa dari makanan alami penting agar anak dapat belajar mengenal rasa.
Pihaknya pun meminta agar para ibu tidak takut anaknya enggan makan bila MPASI yang disajikan tanpa tambahan gula dan garam.
"Nanti kalau lapar kan anak mau makan. Bukan berarti kita membiarkan anak kelaparan, ya jangan. Jadi anak kalau lapar, pasti dia mencari makanan," katanya.
Dikatakannya, edukasi ini telah dilakukan KemenPPPA kepada masyarakat melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), hingga edukasi daring yang bekerja sama dengan organisasi-organisasi masyarakat.
Baca juga: Dokter imbau orang tua perhatikan tata cara beri MPASi
Baca juga: Dokter: Bayi empat bulan boleh diberi MPASI asal penuhi syarat
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024