Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyatakan rekomendasi Badan Anggaran (Banggar) DPR RI untuk menurunkan target tingkat suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun menjadi 6,9 persen bakal dipertimbangkan.

“[Angkanya] masih dalam range. Nanti akan kita bicarakan dengan Komisi XI untuk nanti kita putuskan,” kata Febrio saat ditemui di Kompleks Parlemen di Jakarta, Selasa.

Dalam Rapat Kerja Banggar dengan Pemerintah, Ketua Banggar DPR Said Abdullah menilai suku bunga SBN yang tinggi telah menciptakan beban yang tinggi, tercermin pada nilai akumulatif bunga utang sejak 2015 hingga 2023 mencapai Rp2.569,4 triliun.

Dia meminta tingkat suku bunga SBN 10 tahun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dapat ditekan menjadi lebih rendah serta mengembangkan skema pembiayaan yang lebih murah.

Merespons itu, Febrio menyebut penyusunan RAPBN 2025 dilakukan beberapa waktu lalu, sementara kondisi perekonomian terus bergerak secara dinamis.

“Menyiapkan RAPBN 2025 ini dilakukan di 2024, jadi kita harus lihat sampai 2025. Kami akan bahas dengan DPR untuk sama-sama kami kalibrasi,” ujar dia.

Kementerian Keuangan akan terus memantau situasi global, termasuk kondisi geopolitik hingga kebijakan fiskal dan moneter Amerika Serikat.

Pemerintah juga akan melihat peluang perbaikan pada perekonomian domestik untuk memperkuat fundamentalnya.

“Tahun ini, defisit transaksi berjalan mungkin akan tertahan, tidak terlalu dalam, dan harus bisa kita lanjutkan pada tahun depan karena faktor geopolitik dan pasar keuangan global. Tapi, di sisi domestik juga fundamentalnya harus kita perkuat,” tuturnya.

Diketahui, Pemerintah menetapkan asumsi suku bunga SBN 10 tahun dalam RAPBN 2025 sedikit lebih rendah dari batas atas proyeksi sebelumnya pada Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF), yakni 7,1 persen dari rentang 6,9 persen - 7,2 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-4 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 Selasa pagi menjelaskan ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi menjadi pertimbangan pemerintah dalam menentukan target tersebut.

“Risiko ketidakpastian yang sangat tinggi ini perlu kita waspadai dan cermati,” kata Sri Mulyani.

Baca juga: Banggar DPR minta pemerintah turunkan target SBN di RAPBN 2025
Baca juga: Kemenkeu: Lelang SUN cetak rekor tertinggi dalam tiga tahun
Baca juga: BI: Suku bunga belum bisa turun karena BI fokus mitigasi risiko global

 

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024