...kami akan menunggu hasil real count...

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso menilai hasil hitung cepat (quick count) suara untuk Pemilu Legislatif 2014 yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei terhadap partainya kurang akurat.

Sutiyoso dalam jumpa pers di Dewan Pimpinan Nasional PKPI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat, mengatakan bahwa hasil hitung cepat di 2.000 TPS yang menyatakan PKPI hanya meraih kurang lebih satu persen suara adalah tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

"Tidak masuk akal. Kondisi di lapangan sungguh berbeda. Kami mendapat dukungan dari organisasi-organisasi dan elemen masyarakat yang sangat tinggi," kata Sutiyoso.

Sementara hitung cepat yang dilakukan oleh litbang internal PKP Indonesia, dengan sampling sekitar 3.000 TPS menunjukkan bahwa PKPI memperoleh suara di atas 3,7 persen dan kemungkinan bisa tembus 4,2 persen.

Selain itu, Sutiyoso juga menyinggung adanya lembaga survei yang melansir hasil surveinya dua hari sebelum hari pencoblosan pemilu (9 April) dan menilainya tidak etis karena selain bisa mempengaruhi kader partai dan para calon pemilih juga bisa dikategorikan sebagai kampanye hitam.

Hasil hitung cepat yang ditayangkan di televisi, menurut Sutiyoso, telah mendiskreditkan PKPI karena hasilnya cenderung sesuai dengan hasil survei sebelum pemungutan suara bahkan mirip dengan hasil Pemilu 2009.

"Kami akan menjelaskan kepada KPU hasil yang kami peroleh. Untuk keputusan final, kami akan menunggu hasil real count (hitung resmi) dari KPU," kata Sutiyoso yang yakin partainya akan menembus Parliamentary Threshold 3,5 persen.

Menanggapi pertanyaan wartawan, Sutiyoso mengatakan tidak akan membubarkan partainya jika tidak bisa menembus ambang batas parlemen pada pemilu kali ini.

"Selama lima tahun ini kami sudah memiliki kader yang duduk di DPRD tingkat I dan II. Kami akan openi (urus) terus partai hingga 2019 nanti karena mereka masih punya hak untuk berhubungan dengan kami," kata Sutiyoso.

Jika lolos ambang batas parlemen, PKPI terbuka untuk merapat ke partai lain untuk berkoalisi dengan mempertimbangkan calon presiden yang sesuai dengan pandangan partai tersebut.
(A059)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014