Paestum, Italia (ANTARA) - Terinspirasi oleh Marco Polo, yang melakukan perjalanan ke China melalui Jalur Sutra kuno lebih dari 700 tahun silam, seorang petualang asal Italia, Vienna Cammarota, berangkat dari Venesia, kampung halaman penjelajah legendaris itu, pada 26 April 2022, untuk menelusuri jalur kuno tersebut dengan berjalan kaki.

Dengan ransel sederhana dan dua tongkat pendakian, Cammarota yang berusia 74 tahun telah menempuh jarak lebih dari 20.000 km dan melewati puluhan negara. Sebelum memasuki China, perhentian terakhir dalam perjalanannya ke Timur, dia kembali ke kampung halamannya di Paestum, Italia selatan, pada Agustus untuk beristirahat sejenak.

Perjalanan ini lebih dari sekadar tantangan pribadi, kata Cammarota kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Ini merupakan misi untuk menyaksikan secara langsung pengaruh Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) China, serta untuk berbagi pengalaman dengan dunia, tambahnya.

Ketertarikan Cammarota pada China dimulai lebih dari dua dekade lalu ketika seorang mahasiswa China tinggal di rumahnya. Hal itu memicu ketertarikannya pada kekayaan warisan budaya negara tersebut.

Sepanjang perjalanannya, Cammarota mengatakan dirinya menyaksikan transformasi rute perdagangan kuno tersebut menjadi koridor pertukaran ekonomi dan budaya. "Saya telah melihat jembatan, jalan raya, dan jalur kereta yang dibangun di bawah BRI, yang menghubungkan negara-negara dengan cara yang menggemakan peran bersejarah Jalur Sutra dalam memfasilitasi perdagangan dan pertukaran budaya."

Terkagum-kagum dengan Jembatan Peljesac di Kroasia, sebuah proyek yang dibangun oleh konsorsium China, yang dipimpin oleh China Road and Bridge Corporation, Cammarota mengatakan bahwa jembatan ini tidak hanya menghubungkan wilayah selatan dan utara negara tersebut, tetapi juga memangkas jarak antara Pulau Korcula, tempat Marco Polo pernah tinggal, ke daratan utama. "Sungguh karya yang luar biasa," tulis Cammarota dalam unggahan di akun Facebook miliknya.

Pada Oktober 2023, Cammarota sampai di Tajikistan, di mana dirinya mengunjungi proyek jalan raya China-Tajikistan. Setelah rampung, proyek infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas regional dan membawa peluang-peluang baru. Cammarota mengatakan bahwa dia melihat bagaimana proyek ini mewujudkan semangat BRI, yaitu membawa harapan dan pembangunan kepada masyarakat di sepanjang jalurnya.

Cammarota mengatakan dia berencana untuk menghabiskan waktu selama dua tahun di China guna mengunjungi berbagai tempat penting di sepanjang Jalur Sutra kuno, termasuk Kashgar, Kuqa, dan Turpan di Daerah Otonom Uighur Xinjiang; Dunhuang, Zhangye, dan Jiayuguan di Provinsi Gansu; dan kota bersejarah Xi'an. Dia sangat bersemangat mengunjungi Suzhou, tempat yang dijuluki "Venesia dari Timur", sebagaimana digambarkan oleh Marco Polo.

Bagi Cammarota, perjalanan ini lebih dari sekadar menelusuri jejak Marco Polo. Dia berharap perjalanannya ini dapat membantu orang-orang di Italia dan Barat untuk melihat keindahan dan kehebatan China yang sesungguhnya.

"Orang-orang di Barat sering kali melihat China melalui kacamata politik, tanpa benar-benar memahami kekayaan budaya dan pencapaian modernnya," ujarnya dalam wawancara tersebut.

Ia juga menyebut China yang sebenarnya adalah negeri yang dipenuhi berbagai situs warisan UNESCO, teknologi mutakhir, dan keseimbangan yang harmonis antara pembangunan perkotaan dan pelestarian alam.

"BRI mencerminkan gagasan bahwa seseorang seharusnya tidak hanya berjuang untuk keuntungan pribadi, tetapi juga bekerja untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan," sebuah konsep yang berakar kuat dalam budaya China, katanya.

"Semangat gotong royong ini telah lama dilupakan di Barat." imbuhnya.

"Saya ingin semua orang tahu tentang Marco Polo dan Jalur Sutra, tetapi saya juga ingin mengirimkan pesan kepada para wanita seusia saya, tidak ada kata terlambat untuk mengejar impian Anda," ujar Cammarota, yang menyebut dirinya sebagai duta pertukaran budaya dan Marco Polo dari zaman modern. 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024