Sebelum pemilu pasar keuangan antusias, kemudian mereka membeli
Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai hasil hitung cepat (quick count) pemungutan suara pemilihan calon anggota legislatif (pileg) 2014 lalu yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei, merupakan hal yang wajar menggerakkan pasar keuangan di Tanah Air.
"Namanya kembali lagi, pasar keuangan bergerak. Sebelum pemilu pasar keuangan antusias, kemudian mereka membeli. Setelah pemilu, mereka lihat hasilnya, jual dulu," ujar Mirza saat ditemui wartawan usai ibadah shalat Jumat di Masjid BI, Jakarta, Jumat.
Menurut Mirza, hal tersebut lumrah terjadi. Pasar pun diperkirakan masih akan menunggu kepastian dari negosiasi sejumlah partai untuk melakukan koalisi dalam mengusung calon presiden yang akan dipilih pada Juli 2014 mendatang.
"Mungkin mendekati 9 Juli 2014 atau pas koalisi jelas, mereka mencerna," kata Mirza.
Mirza mengatakan, pasar keuangan biasanya mengharapkan reformasi di Indonesia terus berlanjut, meneruskan hasil dari pemilu-pemilu sebelumnya kendati pemerintahan silih berganti sejak 1999 lalu.
"Kita sudah lakukan reformasi sejak tahun 1999, 2004, dan 2009. Pemerintahan silih berganti reformasi terus berlanjut baik reformasi ekonomi, politik, ataupun hukum. Jadi pasar keuangan melihat apakah reformasi di Indonesia akan terus berlanjut," ujar Mirza.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ditutup turun 3,16 persen atau 115,68 poin menjadi 4.765, menyusul aksi lepas saham investor setelah hasil Pileg 2014 tidak sesuai harapan.
IHSG BEI ditutup turun sebesar 155,68 poin atau 3,16 persen ke posisi 4.765,73. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 32,67 poin (3,91 persen) ke 803,23.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014