Jakarta (ANTARA) - Untuk mendukung pelaksanaan Asian School Badminton Championship (ASBC) 2024, Ketua Panitia Pelaksana Luhur Dewanthono, mengatakan bahwa penyelenggara menerapkan standar kesehatan yang ketat, sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, ia membeberkan panitia sangat berhati-hati dalam memastikan unsur kesehatan di setiap tahapan kegiatan kejuaraan tersebut, sehingga melibatkan berbagai pihak terkait untuk menjamin keselamatan para peserta.
"Kami menerapkan kehati-hatian dalam unsur kesehatan dengan melibatkan dinas kesehatan setempat, serta dua dokter spesialis dari Kemenpora," kata Luhur.
Bahkan, lanjut dia, panitia juga telah menyiapkan dua unit ambulans yang memiliki defibrillator jantung, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Luhur menambahkan, penyelenggara telah menyiapkan dua rumah sakit rujukan yang berjarak sekitar 5-10 menit dari lokasi acara, sehingga bisa menangani situasi darurat dengan cepat.
Selain itu, bimbingan teknis terkait bantuan hidup dasar telah diberikan kepada para wasit oleh tim medis, sebagai bagian dari upaya memastikan bahwa penanganan pertama di lapangan dilakukan secara tepat.
"Kami sangat konsisten dalam menerapkan standar ini dan berharap agar standar yang telah kami tetapkan ini akan terus dilaksanakan dalam setiap event di Indonesia," ujar dia.
Asian School Badminton Championship yang ke-8 diadakan pada 27-31 Agustus 2024. Terdapat tujuh negara dengan total 137 atlet badminton junior yang ikut dalam kompetisi tersebut.
Baca juga: Pebulu tangkis dari delapan negara bersaing pada ASBC 2024 Semarang
Baca juga: PBSI jelaskan kronologi meninggalnya pemain China Zhang Zhi Jie
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024