New York City (ANTARA) - USA Today menyebutkan  kampus-kampus di Amerika Serikar (AS) bersiap menghadapi kemungkinan kembalinya unjuk rasa antiperang.  Seiring dimulainya semester musim gugur di banyak perguruan tinggi AS, para administrator sedang mempersiapkan kemungkinan lonjakan aktivisme kampus, lapor USA Today pada Senin (26/8).

Media itu  menyebut bahwa tahun ajaran yang lalu berakhir dengan penuh kericuhan akibat berbagai aksi unjuk rasa antiperang yang terus berlanjut di banyak kampus, hingga mengganggu upacara kelulusan dan mengancam status akademis beberapa mahasiswa.

"Meskipun demonstrasi di kampus-kampus mereda pada musim panas ini setelah para mahasiswa membubarkan diri, kondisi-kondisi yang memotivasi gelombang aktivisme belakangan ini tidak banyak berubah sejak musim semi," ujar laporan tersebut.

Kendati beberapa presiden perguruan tinggi ternama telah meninggalkan jabatan mereka, banyak kampus belum mengubah strategi investasi mereka secara substantif, sebuah tuntutan yang diajukan oleh sebagian besar pengunjuk rasa, namun merupakan permintaan yang rumit dalam praktiknya.

Negosiasi internasional mengenai gencatan senjata di Gaza masih alot. Di samping itu, para anggota Kongres AS terus melihat peluang politik untuk melibatkan diri ke dalam perdebatan tentang bagaimana seharusnya kampus-kampus mengatasi kerusuhan.

Ketika para aktivis muda bersiap meningkatkan momentum lagi, peraturan yang lebih keras menanti mereka di beberapa kampus. Hukuman untuk unjuk rasa antiperang berbeda-beda secara signifikan antarkampus, ungkap laporan tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024