Moskow (ANTARA) - Sekitar 40 persen orang tua menyadari turunnya aktivitas fisik dan performa anak-anak mereka yang telah pulih dari penyakit COVID-19, menurut kajian Pusat Pengembangan Pendidikan Inklusif Akademi Pendidikan Rusia sebagaimana dilaporkan Sputnik.
"Konsekuensi spesifik yang paling umum dari infeksi tersebut adalah gangguan fungsi paru-paru, sindrom asthenik, dan penurunan fungsi mental: sekitar 40 persen orang tua mencatat penurunan aktivitas fisik dan atau performa anak mereka," kata studi tersebut.
Sindrom asthenik, atau dikenal sebagai asthenia, adalah kondisi medis yang ditandai dengan perasaan kelemahan fisik dan mental yang luar biasa, kelelahan yang berkepanjangan, dan penurunan energi yang tidak sebanding dengan aktivitas fisik atau mental yang dilakukan.
Kondisi ini sering kali disertai dengan gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, serta penurunan daya ingat.
Pada 2020-2022, para ilmuwan melakukan survei terhadap orang tua lebih dari 11 ribu anak-anak berusia satu tahun hingga 17 tahun.
Survei tersebut menunjukkan bahwa anak-anak juga mengalami penurunan nafsu makan, gangguan tidur dan peningkatan durasinya, kelesuan, penurunan suasana hati, labil, dan gangguan memori.
Tanda-tanda itu dapat mengindikasikan asthenia dan penurunan mekanisme adaptasi individu.
"Para ahli kami yakin, bersama dengan tindakan rehabilitasi medis, program rehabilitasi pasca-COVID-19 harus mencakup bantuan psikologis dan pedagogis," kata para peneliti.
Mereka juga mencatat bahwa perhatian khusus harus diberikan kepada anak-anak "berisiko": dengan penyakit kronis parah, gangguan mental, dan mereka yang hidup dalam situasi hidup yang sulit.
"Bagi mereka, disarankan untuk melaksanakan dukungan medis, psikologis, dan pedagogis individual," kata para ahli menyimpulkan.
Baca juga: Perbedaan dampak "long COVID" pada remaja dan anak-anak
Baca juga: WSJ: Long COVID hilangkan kesempatan karir satu juta warga AS
Penerjemah: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024