Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Batam sudah menyiapkan respons dini untuk kasus cacar monyet (Monkeypox/Mpox) menyusul adanya temuan kasus pertama di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Sabtu (17/8).
“Kami sudah memiliki sistem kewaspadaan dini dan respons yang terhubung dengan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Batam,” ujar Kepala Dinas Didi Kusmarjadi saat dihubungi di Batam, Selasa.
Hingga saat ini, total kasus cacar monyet di Indonesia telah mencapai 88 sejak tahun 2022, dengan lonjakan kasus sempat terjadi pada tahun 2023 sebelum menurun kembali pada tahun 2024.
Dari total kasus tersebut, sebanyak 59 tercatat di DKI Jakarta, 13 di Jawa Barat, 9 di Banten, 3 di Jawa Timur, 3 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan kini 1 kasus di Kepri.
Didi menegaskan bahwa sumber penularan belum ditemukan, namun mitigasi telah dilakukan secara optimal.
"Kami sudah menyelidiki dan tidak ditemukan sumber penularan," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa Batam memiliki cukup tenaga kerja kesehatan jika harus menghadapi kemungkinan pandemi.
Selanjutnya Didi menambahkan bahwa Batam memiliki sistem koordinasi dan komunikasi yang baik dengan fasyankes di Batam maupun pemerintah pusat.
“Jika ada kasus potensi Kejadian Luar Biasa (KLB), kita akan langsung beri notifikasi kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” ujarnya.
Baca juga: Menkes: Fatalitas cacar monyet di Indonesia rendah & masih terkendali
Baca juga: Karakteristik ruam klinis yang sering dijumpai pada penderita Mpox
Baca juga: Bagaimana penanganan dan pengobatan Monkeypox?
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024