Moskow (ANTARA) - Lebih dari 50 orang tewas dalam 24 jam terakhir dalam beberapa serangan teroris di Provinsi Balochistan, Pakistan, termasuk 23 penumpang bus dan truk yang ditembak di sepanjang jalan raya.

Surat kabar Pakistan Dawn pada Senin (26/8), dengan mengutip otoritas setempat, melaporkan bahwa serangan dimulai pada Minggu (25/8)  malam, menargetkan pos-pos polisi dan kantor penegakan hukum di sejumlah kota provinsi, termasuk Mastung, Kalat, Pasni, dan Suntsar, yang menewaskan setidaknya 14 anggota personel keamanan.

Teroris dilaporkan melakukan ledakan dan serangan granat, serta meledakkan jalur kereta api di dekat Kota Mastung.

Insiden terpisah terjadi pada Senin pagi ketika setidaknya 23 orang tewas di distrik provinsi Musakhail, lapor Dawn, mengutip seorang pejabat.

Selain itu, ada pula orang-orang yang secara paksa diturunkan dari bus, van, dan truk di jalan tol serta ditembak oleh pria bersenjata setelah identifikasi dilakukan.

Kemudian pada hari yang sama, Hubungan Masyarakat Antar-Layanan (ISPR), sayap media militer Pakistan, mengatakan bahwa 21 teroris tewas sebagai hasil dari tindakan responsif bersama yang diambil oleh pasukan keamanan dan lembaga penegak hukum negara tersebut.

Tanggung jawab atas serangan di Musakhail kemudian diklaim oleh Tentara Pembebasan Balochistan, kelompok yang dilarang di Pakistan.

Kemudian pada Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyampaikan belasungkawa mendalam dari Moskow kepada keluarga para korban dalam serangan tersebut, serta mendoakan "pemulihan yang cepat" bagi mereka yang terluka.

"Kami sangat sedih mendengar tentang hilangnya puluhan nyawa di Pakistan akibat serangan militan brutal di Provinsi Balochistan pada 25 dan 26 Agustus," kata pejabat tersebut dalam sebuah pernyataan.

Departemen luar negeri Rusia kemudian menegaskan kembali komitmen Moskow untuk memperkuat "kerja sama konstruktif" dengan Islamabad dalam memerangi terorisme baik di tingkat multilateral maupun bilateral.

Sumber : Sputnik

Baca juga: Indonesia kutuk upaya Israel labeli UNRWA sebagai "organisasi teroris"
Baca juga: Kedubes Iran sebut pembunuhan Haniyeh bukti lain sifat teroris Israel
Baca juga: Ketua MPR: Perkuat wawasan kebangsaan antisipasi radikalisme


Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024