Washington (ANTARA News) - Ekonomi global telah meningkat tetapi tindakan berani diperlukan untuk mengatasi bahaya serius dan memberikan manfaat lebih merata, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde mengatakan Kamis.
Lagarde mengatakan krisis Ukraina, pertumbuhan lebih lambat di negara berkembang, ancaman deflasi di zona euro, kerentanan sektor keuangan di dua ekonomi terkemuka dan gejolak pasar secara umum adalah rintangan serius untuk melanjutkan pemulihan global.
Menguraikan tantangan kebijakan bagi para pembuat kebijakan ekonomi di dunia pada awal pertemuan tahunan musim semi IMF dan Bank Dunia, Lagarde mengatakan upaya-upaya menentukan diperlukan untuk memperkuat pertumbuhan, setelah "rebound" lemah dari krisis ekonomi.
"Ekonomi global berbelok, tetapi pemulihan masih terlalu lemah dan terlalu lambat .... tindakan berani dibutuhkan," katanya.
"Bagi beberapa orang, meskipun fakta bahwa pertumbuhan sedang menguat, mereka tidak merasakan itu. Kami masih memiliki 200 juta orang menganggur."
IMF mempersiapkan agenda kebijakan rinci untuk pertemuan dengan para menteri keuangan dan kepala bank sentral dari seluruh dunia, yang menyoroti perlunya kewaspadaan di negara-negara di semua titik pada siklus ekonomi.
Negara maju harus yakin untuk tidak salah menangani pergeseran dari rezim uang longgar yang ditetapkan selama krisis keuangan, dan Dana memperingatkan bahwa pengetatan terlalu cepat dapat menggagalkan pemulihan mereka dan merugikan pertumbuhan negara lainnya.
Tiongkok perlu cekatan menangani gelembung kredit non-perbankan, dan Amerika Serikat perlu mengatasi risiko baru dalam utang perusahaan, marjin pinjaman dan solvabilitas keuangan, IMF memperingatkan.
Jepang perlu mendorong melalui "panah ketiga" perubahan haluannya -- reformasi struktural -- sementara negara-negara berkembang harus mengulang sendiri kebijakan-kebijakannya untuk menyesuaikan diri dengan dunia modal lebih ketat.
Lagarde menegaskan kembali saran IMF kepada Bank Sentral Eropa (ECB). Mendesaknya untuk cepat memulai operasi menangkis deflasi yang bisa membalikkan pemulihan Eropa.
Sambil mengatakan dana menghormati keputusan ECB, ia mendesak untuk bertindak "lebih awal daripada terlambat".
IMF dan Bank Dunia menekankan bahwa krisis Ukraina juga bisa
merusak prospek ekonomi dunia, kedua lembaga akan menggelontorkan miliaran dolar untuk menopang keuangan Kiev setelah penggulingan presiden pro-Moskow Viktor Yanukovich pada Februari.
Segera setelah aneksasi atas wilayah Krimea, Ukraina, pada bulan lalu, Rusia meningkatkan ketegangan Kamis dengan Presiden Vladimir Putin mengancam memangkas pasokan gas alam ke Ukraina.
Para menteri keuangan dari negara industri G7 akan mengadakan diskusi terutama tentang Ukraina pada Kamis di sela-sela pertemuan IMF dan Bank Dunia, menurut para diplomat.
Pandangan mereka mungkin akan dimasukkan ke pertemuan para kepala ekonomi G20 pada Kamis malam dan Jumat di Washington.
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim memperingatkan bahwa krisis akan memiliki efek luas pada Rusia, yang bisa memaksanya masuk ke dalam resesi.
"Ini adalah masalah yang sangat serius bagi Rusia -- masalah yang sangat serius bagi prospek pertumbuhan," kata Kim kepada wartawan. "Jadi kami mendesak semua pihak untuk melanjutkan negosiasi dan bergerak maju menemukan cara-cara damai."
IMF memperkirakan pertumbuhan global pada 3,6 persen tahun ini, dan 3,9 persen pada tahun depan. Namun Lagarde mencatat bahwa G20 sendiri pada Februari diamati bahwa dengan kebijakan yang tepat dan kerja sama yang tepat antara negara-negara, pertumbuhannya bisa lebih tinggi dua persentase poin selama setengah dekade berikutnya.
"Itu adalah jenis lintasan pertumbuhan yang akan membantu menciptakan lapangan kerja," katanya seperti dilansir AFP.
(Uu.A026)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014