Jimbaran (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mengubah sistem standar akuntansi yang dipergunakan perbankan nasional dalam menilai aset dan liabilitas guna penghitungan resiko kredit. "Kita akan sesuaikan standar akuntansi program perbankan tujuannya agar bisa melakukan penilaian dengan nilai pasar (market value) atas aset dan liabilitas bank, sebagai dasar untuk menghitung resiko sesuai dengan penerapan Basel II," kata peneliti Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Wimboh Santoso di Jimbaran, Bali Jumat. Menurut Wimboh, selama ini perbankan nasional menggunakan standar akuntansi Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan (PSAK) 29 dan nantinya akan diubah dengan menggunakan sistem International Accounting Standard (IAS) 39. Dikatakannya, pada akhir tahun 2006 BI akan mengeluarkan draft peraturan atau consultative paper sistem akuntansi baru ini untuk dibahas dengan perbankan sebelum mulai diberlakukan 2008. Rencana perubahan sistem akuntansi perbankan ini, lanjutnya sudah dan akan terus dikomunikasikan dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menurutnya, bila penerapan sistem akuntansi baru ini sudah berjalan untuk menghitung nilai pasar atas aset dan liabilitas bank, maka metode penghitungan tingkat kelancaran pembayaran kredit atau kolektibilitas akan berpengaruh. "Kolektibilitas kredit bisa tidak ada, karena setiap debitur langsung ketahuan satu per satu berapa aset dan liabilitasnya serta berapa pencadangan yang harus disediakan," katanya. Dikatakan Wimboh, penerapan standar akuntansi baru ini akan sangat berguna bagi perbankan karena bisa menunjukkan tingkat kondisi yang sebenarnya terjadi pada bank itu. "Bagi bank yang nakal memang akan berat, tetapi bagi bank yang baik, hal ini tidak akan menimbulkan masalah," katanya. Penerapan standar akuntansi baru ini, dalam waktu satu tahun nantinya masih akan dijalankan bersamaan dengan standar yang lama sampai perbankan benar-benar memahaminya. Sementara itu, Deputi Gubernur BI Maman H Somantri mengatakan penerapan Basel II menuntut pemantauan tingkat resiko perbankan secara real time sehingga perlu dilakukan penghitungan aset dan liabilities sesuai fair value atau nilai pasar yang berlaku.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006