Jakarta (ANTARA) - PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (SPINDO, kode emiten: ISSP) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan sebesar Rp200 miliar hingga Rp250 miliar pada tahun ini untuk pembangunan unit (plant) baru.

“Kalau untuk tahun ini, mungkin kami anggarkan sekitar Rp200 hingga Rp250 miliar, lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya karena kami sudah mulai pembangunan unit (plant) 7,” ucap Corporate Secretary and Investor Relation ISSP Johanes Wahyudi Edward.

Dalam public expose daring yang diikuti dari Jakarta, Senin, ia menuturkan bahwa pihaknya telah memulai proyek tersebut dengan pembangunan gudang unit 7.

“Dan segera akan kami lanjutkan dengan pembangunan gudang tahap II yang akan juga disambung lagi nanti dengan pembangunan mill (pabrik),” ujarnya.

Terkait kinerja perseroan selama semester I 2024, Johanes mengatakan bahwa pihaknya mengalami penurunan penjualan sekitar 10 persen yoy akibat kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu serta kondisi ekonomi domestik yang masih sangat terpengaruh oleh tahun politik.

Hal tersebut pun berdampak pada penurunan pendapatan perseroan menjadi Rp2,79 triliun, atau turun 9,7 persen yoy dari Rp3,09 pada semester I 2023.

Walau begitu, ia menyatakan bahwa perseroan tetap dapat membukukan laba bruto sebesar Rp492 miliar, atau naik 5.2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara itu, laba bersih naik sekitar 3.13 persen yoy menjadi Rp209,58 miliar. Kinerja positif tersebut membuat perseroan berhasil mencatatkan arus kas dari operasi sekitar Rp805 miliar.

Selain itu, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya (leverage ratio) berdasarkan rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) menurun menjadi 0.6 kali, sedangkan rasio lancar atau current ratio meningkat menjadi 2.21 kali.

Johanes menuturkan bahwa pencapaian tersebut berkat peningkatan penjualan pipa baja stainless dan pipa API pada kuartal kedua tahun ini.

Pihaknya pun menargetkan total penjualan pada 2024 tumbuh sebesar 10-20 persen yoy. Untuk merealisasikan target tersebut, perseroan mulai menargetkan ekspor ke sejumlah negara Asia serta berupaya untuk memenuhi permintaan untuk pembangunan gedung-gedung di IKN.

“Masih ada peluang meningkatkan penjualan pada semester kedua, kami masih menunggu hasil kuartal III untuk menentukan apakah akan merevisi target tahun 2024 atau tidak,” imbuh Johanes.

Baca juga: Kemenperin buka kelas pendidikan industri baja pertama di Indonesia

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024