Jakarta (ANTARA) - Kekurangan vitamin D merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di banyak negara, terutama di daerah yang kurang mendapat paparan sinar matahari seperti di wilayah Eropa, kutub, dan wilayah sub-tropis lainnya yang memiliki musim dingin.
Gejala kekurangan vitamin D bisa meliputi kelelahan, nyeri otot, kelemahan tulang, hingga suasana hati yang buruk. Pada anak-anak, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakitis yang ditandai dengan pertumbuhan tulang yang tidak normal dan lemah.
Apa itu rakitis?
Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang yang terjadi pada anak dan disebabkan oleh kekurangan vitamin D. Rakitis yang memiliki nama lain rickets ini dapat menyebabkan tulang menjadi lunak dan rapuh sehingga mudah patah.
Perubahan bentuk pada struktur kaki juga menjadi salah satu ciri dari penyakit ini. Bentuk kaki yang cenderung melengkung atau bengkok ini dapat terlihat dengan kasat mata pada penderita rakitis.
Rakitis biasa terjadi pada anak dengan rentang umur 6 bulan sampai 3 tahun yang struktur tulangnya masih mengalami proses pertumbuhan.
Pada orang dewasa, penyakit yang menyebabkan tulang menjadi lunak ini dinamakan osteomalacia. Persamaan dari kedua kondisi ini terjadi akibat kekurangan vitamin D.
Faktor genetik atau keturunan juga kerap menyebabkan terjadinya munculnya penyakit rakitis ini.
Tanda-tanda rakitis
Umumnya, tanda-tanda kekurangan vitamin D tidak dapat dilihat dengan kasat mata, akan tetapi jika hal ini semakin parah dan menjadi penyakit rakitis pada anak, hal ini dapat dideteksi dengan tanda berikut ini:
- Tulang tengkorak lunak (kraniotabes).
- Ada pembengkakan pada tengkorak yang digambarkan dengan dahi menonjol ke depan secara berlebihan (frontal bossing).
- Terjadi perubahan bentuk struktur tulang, terutama pada dada dan tulang rusuk. Bayi atau anak mungkin memiliki nodul (benjolan) di ujung tulang rusuk mereka. Kondisi ini dikenal dengan rosario rachitic. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru-paru.
- Bayi mengalami keterlambatan proses penutupan tulang tengkorak.
- Pertumbuhan anak sangat lambat, gigi mudah rusak dan ia juga lambat untuk merangkak, duduk, serta berjalan.
- Bayi atau anak mudah gelisah dan sulit tidur nyenyak.
- Ujung tulang panjang (tulang paha, tulang paha, tulang betis, dan tulang lengan atas) menjadi membesar. Perubahan tulang ini kadang disertai dengan pembengkakan pada persendian, seperti pergelangan tangan dan kaki. Rasa nyeri juga menyertai pembengkakan pada tulang dan sendi.
- Bentuk kaki abnormal, jika diperhatikan bentuknya melengkung ke dalam seperti huruf O atau ke luar seperti huruf X.
- Otot tubuh melemah dan sering kali berkedut, terutama di sekitar pergelangan tangan dan kaki.
- Pada kasus yang lebih parah, tulang yang mengalami kelainan ini menjadi rapuh dan mudah patah.
- Seiring waktu, anak bisa terkena kardiomiopati, yakni kelainan pada otot-otot jantung.
- Jika kadar kalsium dalam darah sangat rendah, anak akan mengalami hipokalsemia yang menyebabkan kejang dan cacat intelektual.
Penyebab rakitis
Seperti yang telah dibahas di atas, kurangnya vitamin D menjadi alasan utama terjadinya penyakit ini. Kurangnya paparan sinar matahari yang juga menjadi sumber vitamin D alami pada anak menjadi salah satu faktornya.
Selain itu, asupan makanan yang kurang mengandung vitamin D juga berpengaruh, karena makanan adalah sumber nutrisi serta gizi pada tubuh, apalagi anak-anak.
Sumber Vitamin D
Untuk memastikan kadar vitamin D yang cukup, seseorang disarankan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup, mengonsumsi makanan kaya vitamin D, atau menggunakan suplemen jika diperlukan.
Beberapa makanan juga kaya akan vitamin D, di antaranya:
- Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan makarel.
- Minyak ikan.
- Kuning telur.
- Produk susu yang diperkaya vitamin D.
- Sereal dan jus yang diperkaya.
Khusus untuk sumber melalui suplemen, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum memulai suplementasi vitamin D, karena kelebihan vitamin D juga dapat menimbulkan risiko kesehatan, seperti keracunan yang mengakibatkan kerusakan organ.
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024