Kepri memiliki jumlah KEK terbanyak di Indonesia, menjadikannya pintu utama bagi investasi di tanah air.

Batam (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyoroti potensi ekonomi Provinsi Kepri melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Kepri memiliki jumlah KEK terbanyak di Indonesia, menjadikannya pintu utama bagi investasi di tanah air. Dengan 31 kawasan industri yang tersebar di seluruh Batam, kami berharap sektor industri di Batam dapat terus berkembang pesat," ujar Airlangga, di Batam, Senin.

Menurutnya, Kepri berpotensi menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia berkat berbagai inisiatif dan fasilitas yang ada.

“Di antara negara-negara Group of 20 (G20) kita termasuk dalam peringkat lima, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar lima persen,” katanya pula.

Pada sambutannya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengungkapkan bahwa setiap tahun lebih dari 80 ribu kapal melakukan aktivitas ekonomi di Selat Malaka.

Selain itu, lebih dari 70 ribu kontainer yang masuk ke Kepri melalui Selat Malaka setiap tahunnya.

Hal ini menjadi alasan mengapa pemerintah pusat memberikan perhatian khusus kepada Kepri dengan berbagai fasilitas perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang dikenal sebagai Kawasan Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ).

"Kepri memiliki kawasan-kawasan ekonomi khusus seperti di Bintan untuk tambang bauksit, KEK di Kecamatan Belakangpadang, KEK Batam Aerotechnic di Bandara Hang Nadim, serta Nongsa Digital Park,” kata Ansar pula.

“Baru saja pemerintah resmikan KEK Tanjung Sauh untuk oil transition dan melakukan beberapa aktivitas lainnya. Kami yakin ekosistem-ekosistem ekonomi yang sudah terbentuk ini akan terus berkembang," ujar Ansar.

Gubernur Ansar berharap dengan pengembangan dan peluncuran baru KEK di Kepri akan membuat multiplier effect ekonomi yang besar untuk provinsi ini.
Baca juga: Bappenas: Pembangunan pusat data di Batam jadi peluang ekonomi baru
Baca juga: Pengamat: Kepri jadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia

Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024