Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong inovasi dan investasi nasional dengan meningkatkan layanan perizinan riset melalui inisiatif Integrasi Layanan Perizinan Riset (Inline).

Melalui keterangan di Jakarta, Senin, Direktur Tata Kelola Perizinan Riset dan Inovasi BRIN Tri Sundari menyebutkan Inline dirancang untuk mempercepat proses perizinan riset di berbagai kementerian dan lembaga (K/L) dengan menghilangkan kebutuhan untuk mengunggah dokumen yang sama di beberapa aplikasi berbeda.

"Saat ini masing-masing K/L (Kementerian/Lembaga) memiliki proses bisnis dan mekanisme masing-masing yang bersifat paralel. Artinya, proses perizinan di suatu instansi pemerintah baru dapat dilaksanakan setelah proses perizinan sebelumnya telah selesai. Dengan penerapan Inline diharapkan perizinan riset di Indonesia sudah satu pintu, seperti OSS (Online Single Submission) pada perizinan berusaha," katanya.

Ia juga menyebut Inline bisa membantu iklim riset di Indonesia menjadi lebih kondusif dan mampu mendorong terciptanya inovasi baru.

Ia menilai perizinan riset yang efisien tidak hanya penting bagi peneliti dalam negeri, tetapi juga untuk menarik minat peneliti asing yang ingin melakukan riset di Indonesia.

"Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas yang luar biasa, yang menarik perhatian peneliti dari seluruh dunia. Dengan layanan perizinan yang lebih mudah, kita dapat meningkatkan investasi riset dan inovasi di negara ini," ujarnya.

Baca juga: BRIN perkuat kolaborasi riset "One Health", cegah penyakit zoonosis

Tri menjelaskan proses perizinan riset menjadi lebih sederhana dan terintegrasi lewat Inline, sehingga memungkinkan peneliti untuk mengajukan izin melalui satu platform.

Selain itu, katanya, pemohon dapat memantau status permohonan secara waktu nyata (real-time), sehingga mengurangi ketidakpastian dalam proses perizinan. Layanan ini dapat diakses oleh seluruh peneliti, baik WNI maupun WNA, yang akan melakukan riset di Indonesia.

Dengan implementasi Inline, katanya, BRIN berkomitmen untuk memberikan layanan yang lebih efisien dan transparan, yang tidak hanya memudahkan peneliti dalam negeri, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai destinasi riset yang menarik bagi peneliti dari seluruh dunia.

"Selain akan meningkatkan investasi di bidang riset, (Inline) juga akan meningkatkan citra perizinan riset di Indonesia di mata dunia," ucap Tri Sundari.

Baca juga: Kepala BRIN kemukakan urgensi riset bioteknologi untuk Indonesia
Baca juga: Ahli paparkan manfaat pangan fungsional lewat omics dan bioinformatika
Baca juga: BRIN buka lowongan CPNS untuk peneliti muda

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024