Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah menyiagakan aparatnya di daerah untuk membantu meredakan aksi kerusuhan massa, menyusul eksekusi mati tiga terpidana kasus Poso, yakni Fabianus Tibo, Domingus da Silva dan Marianus Riwu pada Kamis (21/9) malam.
"Hingga kini belum ada permintaan dari pihak kepolisian, untuk meredakan aksi kerusuhan di Atambua. Semua masih bisa diatasi oleh polisi," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda Mohammad Sunarto Sjoekronoputra, di Jakarta, Jumat.
Dikatakannya secara umum situasi keamanan di Atambua masih dapat dikendalikan, meski para perusuh kembali melakukan aksi anarkisnya.
"Kami tetap mengikuti dan mewaspadai setiap perkembangan yang ada, dalam aksi anarkis itu," ujar Sunarto.
Untuk itu, TNI senantiasa siap jika diminta membantu meredakan aksi yang berujung pada rusaknya beberapa fasilitas umum dan sosial, termasuk perkantoran pemerintah dan rumah tahanan setempat yang mengakibatkan sekitar 200 narapidana kabur.
Tindakan anarkis pada Jumat (22/9) pagi itu terjadi setelah massa simpatisan Tibo dan kawan-kawan menyerbu Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Atambua serta merusak kantor dan membakar rumah dinas Kepala Kejari Belu beserta mobil dinas yang diparkir di garasi.
Letak Kantor Kejari bersebelahan dengan rumah dinas Kajari Belu itu hanya berjarak lima meter.
Massa simpatisan Tibo cs yang makin beringas itu kemudian bergerak menuju Rutan Atambua. Dalam perjalanan mereka melempari rumah dinas Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Atambua hingga rusak lalu menyerbu Rutan Atambua.
Hingga Jumat (22/9) siang, massa masih terus bergerak melakukan aksi anarkis dengan merusak gedung-gedung perkantoran, warung dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Karena makin beringas, aparat kepolisian terpaksa mengeluarkan gas air mata untuk menghalau para perusuh.
Sunarto menambahkan sampai saat ini aksi kerusuhan yang masih terjadi di Atambua belum mencapai tingkat ancaman yang melampaui batas kewajaran, sehingga masih bisa ditangani kepolisian.
"Kita tetap pantau, dan siap jika dimintai bantuan oleh polisi," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006